Mewinten dan Mejaya-jaya Akhiri Brahma Widya ke-2 PSN Denpasar

  • 09 Desember 2018
  • 17:41 WITA
  • News

Foto: Balitopnews.com – Prosesi upacara Mewinten dan Mejaya-jaya

BALITOPNEWS.COM, DENPASAR - Pinanditha Sanggraha Nusantara (PSN) Korda Denpasar menggelar upacara Pewintenan dan Mejaya-jaya bagi para pemangku peserta Brahma Widya ke-2 yang diselenggarakan oleh PSN Korda Denpasar. Upacara ini merupakan penutup dari kegiatan Brahma Widya atau kursus Kepemangkuan yang telah diselenggarakan sejak 3 Februari 2018 lalu.

Hal tersebut sampaikan oleh Jro Ir. I Wayan Suwindra, ketua panitia pelaksana upacara Pewintenan ini saat di sela-sela berlangsungnya prosesi upacara yang diselenggarakan di Pura Lokanatha Lumintang, Denpasar, Minggu 9 Desember 2018 ini.

“ini rangkaian penutup dari kegiatan Brahma Widya angkatan kedua, yaitu pelaksanaan Pewintenan atau Mejaya-jaya, Pendidikannya telah dimulai dari tanggal 3 Februari 2018 sampai dengan tanggal 9 Desember 2018 ini penutupannya,” ujarnya.

Jro Wayan Suwindra mengatakan upacara Pewintenan dan Mejaya-jaya ini diikuti oleh sebanyak 128 orang, yang terdiri dari 51 pasang yang mengikuti upacara Pewintenan dan 26 orang yang mengikuti upacara Mejaya-jaya dari seluruh Bali.

“yang mengikuti upacara Mewinten sebanyak 51 pasang, sedangkan 26 orang lainnya hanya upacara Mejaya-jaya, Mejaya-jaya ini ibaratkan mengisi ulang daya baterai yang telah redup,” kata Jro Wayan Suwindra.

Brahma Widya atau kursus Kepemangkuan ini sendiri menurut Jro Suwindra merupakan salah satu program visi-misi PSN dalam mendorong peningkatan pemahaman Teologi serta peningkatan kualitas dan profesionalisme Kepemangkuan.

Harapannya, melalui program ini para pemangku mampu memberikan penjelasan yang gamblang mengenai apa maksud dan makna dari suatu upacara dan banten-banten yang digunakan kepada masyarakat terutama kepada generasi muda.

“kalo dulu kan kebanyakan taunya dari “gugon tuwon” (katanya) saja, yang mana hal itu saat ini perlu kita lakukan perbaikan-perbaikan supaya esensi dari upacara itu terutama banten-banten itu apa maksudnya apa maknanya sehingga dapat diterima dengan gamblang oleh generasi muda kita,” paparnya.

“dan juga supaya pinandita itu bisa dipercaya oleh masyarakat dan bisa memberika pengayoman bagi masyarakat,” imbuhnya.

Upacara Pewintenan dan Mejaya-jaya ini dipuput oleh tiga sulinggih yakni, Ida Pandita Mpu Jaya Acarya Nanda, Ida Sri Mpu Agni Dharma Yoga Sogata, dan Ida Rsi Pujangga Waisnawa Putra Sara Sri Satya Jyoti. (Nyai)


TAGS :

Komentar