Perayaan HUT Ke 100 Tahun I Gusti Ngurah Rai Cidicharya Secara Sederhana di Puri Anom Tabanan

  • 25 Februari 2019
  • 01:45 WITA
  • News
Balitopnews.com, Tabanan 
I Gusti Ngurah Rai Cidicharya lahir pada tanggal 22 Pebruary 1918 genap berusia 100 tahun pada tanggal 22 Pebruari 2019.  Di usianya yang ke-100 tahun itu dilangsungkan perayaan yang sangat sederhana di Puri Anom Tabanan pada Minggu ( 24 Pebruari 2019). 
 
Perayaan HUT ke -100 tahun I Gusti Ngurah Rai Cidicharya dihadiri  seluruh pratisentana Puri Anom Tabanan dan Puri Puri  se Kabupaten Tabanan. Dalam kesempatan itu Pangdam IX Udayana yang berhalangan hadir diwakili oleh kolonel I Made Sukarwa, staff ahli Panglima Kodam Udayana. 
 
Pada kesempatan itu juga dimeriahkan dengan pementasan tarian, serta bondres dari anak anak Forum Pelestari Budaya Tabanan. 
 
I Gusti Ngurah Rai Cidicharya adalah putra seorang Punggawa Kerajaan Tabanan yang saat itu dijabat oleh Ratu Puri Anom Tabanan. Sebagai putra seorang bangsawan Cidicharya  mendapatkan perlakuan dan Pendidikan istimewa. Pada Tahun 1938, ia  bersikeras untuk melanjutkan Pendidikan di Jawa, walaupun sesungguhnya Ayahnda beliau tidak mengijinkannya, namun dengan segala usaha akhirnya ia berhasil berangkat dengan beberapa orang dari Tabanan.
 
Pada Tahun 1946 Cidicharya bergabung dengan Akademi Militer Tanggerang yang dipimpin oleh Kapten Daan Mogot. Kemudian sampai terjadi insiden bersenjata di hutan lengkong, dimana saat ditugaskan Bersama batalyon yang saat itu langsung dipimpin oleh daan mogot, terjadi kontak senjata dengan pasukan Jepang, sehingga hampir semua pasukan tewas termasuk Daan Mogot. Dari beberapa orang yang selamat, I G N Rai adalah salah satu orang yang menjadi saksi kekejaman Jepang saat itu. 
 
Setelah di penjara dan bebas dari Tahanan Jepang Cidicharya  kemudian ditugaskan untuk bergabung dengan Tentara Divisi siliwangi, dimana saat melakukan longmarch  dari Jawa Barat menuju Jawa tengah, pasukanya berhasil diperdaya dan ia nyaris tewas  dipenggal oleh pemberontak DI/TII pimpinan Kartosuwiryo. Beruntung pada  ia berhasil selamat. 
 
Setelah mealui perang gerilya agresi militer Belanda 1 dan ke 2, ia kemudian ditugaskan di Rumah Sakit Angkatan Darat Bandung, sampai kemudian pension pada tahun 1964 dengan pangkat Mayor.
 
Tidak hanya Cidicharya, kakak sepupu dan saudaranya  di Puri Anom Tabanan juga turut aktif  berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Kakak sepupunya  I Gusti Ngurah Putu Puri Anom Saren kauh,  gugur dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Tabanan. Kakak sepupu lainnya I Gusti Ngurah Putra disaren tengah Puri Anom Tabanan juga sempat ditahan dan disiksa Belanda di Tabanan. Juga I Gusti Ngurah Rai, adik sepupu beliau di Puri Anom Saren kangin yang aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. 
 
Beberapa penghargaan yang diperoleh oleh beliau salah satunya adalah
1. Surat Tanda Djasa Pahlawan, dari Presiden Republik Indonesia, Panglima Tertinggi angkatan Perang, Ir.Soekarno pada tanggal 5 Oktober 1949
2. Medali sewindu angkatan Perang Republik Indonesia, 5 Oktober 1954, atas nama presiden Rep Indonesia, Mentri Pertahanan Mr. Ali Sastro Amijoyo
3. Satya Lentjana Kesetiaan, oleh mentri Pertahanan rep Indonesia  Djuanda, tanggal 5 Okt 1958, 
4. Satya lentjana Aksi Militer Ke Satu
5. Medali Satya Lentjana aksi Militer Ke Dua
6. Medali Gerakan Operasi Militer V dan sebagainya. (Balitopnews.com / Made Donny ) 

TAGS :

Komentar