Ini Klarifikasi Komunitas Bisa Terbiasa Atas Berita Jelang Prosesi Melasti Karya Agung Pengurip Gum

  • 21 Januari 2020
  • 12:03 WITA
  • News
Komunitas Bisa Terbiasa saat aksi sosial membersihkan sampah yang digelar secara kontinyuitas

Balitopnews.com, Tabanan – Berita terkait keprihatinan Ketua Dewan Daerah Walhi Bali I Nyoman Sudiarta  atas pemasangan spanduk-spanduk kecil yang dipasang dengan cara dipaku di pohon, mendapatkan tanggapan dari Komunitas Bisa Terbiasa Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan.

Joka Andika dari Komunitas Bisa Terbiasa dalam klarifikasinya, Selasa ( 21 Januari 2020)  menyampaikan beberapa hal.

Selamat pagi dewan redaksi media BALITOPNEWS

Saya joka,mewakili komunitas bisa terbiasa Desa Wongaya Gede,Penebel,Tabanan ingin melakukan klarifikasi,permohonan maaf dan sekaligus rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada media BALITOPNEWS karena sudah mengingatkan kekeliruan kami.

Komunitas bisa terbiasa adalah sebuah komunitas yang terbentuk sekitar setahun lalu di desa wongaya gede,penebel tabanan.komunitas ini beranggotakan para pemuda dari desa setempat.Komunitas ini terbentuk karena keresahan para pemuda yang melihat tanpa adanya pengelolaan sampah yang baik di desa wongaya gede,sungai,abing dan tegalan penuh plastik.Dimulai dengan hanya beberapa orang,dengan kemampuan ala orang gunung,kami memungut sampah plastik sepanjang jalan desa kami.Kami sempat membuat oven untuk membakar sampah plastik yang kami tonton dari media youtube,dengan alat seadanya yang kami temui disekitar desa kami.Tetapi alat ini tidak berhasil karena kurangnya pengetahuan dan alat-alat yang mendukung oven sampah ini.Kami mengajak masyarakat desa wongaya gede untuk tidak membuang sampah plastik sembarangan,dengan memasang kampil di setiap jalan keluar rumah warga,selanjutnya setiap hari minggu pagi sampah-sampah ini kami angkut,kemudian kami pilah. Plastik yang bernilai diambil oleh bank sampah yang ada di wanasari dan plastik yang tidak bernilai diambil oleh dinas LH Kabupaten Tabanan yang selanjutnya dibuang ke TPA Mandung.Tetapi karena keterbatasan operasional dari dinas LH  Tabanan,pengambilan sampah juga tidak lancar,kami tidak patah semangat kami tetap melakukan apa yang kami bisa ditengah keterbatasan kami.

Mulailah dengan diadakannya Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau,dimana kami adalah pengemponny.Ini sudah menjadi keharusan dan tanggung jawab kami untuk mensukseskan Karya Agung Pengurip gumi.Kami mengambil peran terkecil dari karya agung pengurip gumi di Pura Luhur Batukau,yakni melakukan pembersihan disekitar pura dan Desa Wongaya Gede,tentu dengan segala keterbatasan kami. Kami juga memasang tong sampah berupa drum-drum bekas yang kami dapat dari para donatur,disekitar parkir bawah Pura Luhur Batukau.Tukuan kami agar masyarakat atau pemedek bisa membuang sampah ditempatnya.Untuk lebih mensosialisasikan buang sampah pada tempatnya,kami memasang spanduk dan baliho yang kami dapat dari teman-teman  asal tabanan dan yang ada kaitan dengan tabanan,yang bergerak diindustri kreatif. Rencana kami memang memasang spanduk kecil untuk tidak buang sampah sembarangan di sepanjang jalur pemelastian dari Pura Luhur Batukau sampai dengan Pura Tanah Lot.Spanduk itu kami bagikan kesetiap desa adat yang dilalui dan dipasang oleh desa setempat,kami juga meminta memasang tempat sampah atau kantong sampah didepan rumah atau sepanjang jalur pemelastian.Tujuan kami hanya satu,ikut berkontribusi atas Karya Agung Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau,kami ingin melakukan implementasi nyata dari Karya Agung Pengurip Gumi.Jika dalam perjalanan kami ada ketidak cocokan atau dianggap keliru kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Saya mewakili teman-teman di komunitas “bisa terbiasa” mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada,Ketua Dewan Daerah Walhi Bali I Nyoman Sudirta,karena telah mengingatkan kami,kami sadar kami salah. Kami juga ingin berkomunikasi langsung dengan beliau,tapi apalah daya kami hanya pemuda kampung yang miskin pengetahuan.Kami ingin mendapat pencerahan dari lembaga WALHI,khususnya WALHI kabupaten tabanan,terkait penyelamatan lingkungan.Kami melihat walhi tabanan sangat sukses dalam hal penyelamatan lingkungan.Subak ditabanan terpelihara dengan baik,sungai-sungai tidak tercemar,dipantai sedikit ada sampah yang berserakan,ini kami yakini adalah salah satu peran walhi tabanan. Karena desa kami desa wongaya gede belum tersentuh sosialisasi dari walhi tabanan,kami ingin sekali walhi tabanan melakukan sebuah aksi nyata yang berkelanjutan didesa kami terkait penyelamatan lingkungan.

Untuk wartawan balitopnews dan sepertinya sudah dishare kemedia online lainnya,saya mengucapkan terimakasih atas beritanya,ini sebagai pelecut kami untuk melakukan kegiatan lebih giat dan baik lagi.Tetapi kami menyayangkan,kenapa bapak tidak melakukan klarifikasi kepada kami,tidak memuat pernyataan secara sepihak.Kalau semisal bapak ingin melakukan konfirmasi dengan saya(joka-komunitas bisa terbiasa)tentu sangat gampang sekali mendapatkan kontak saya,bapak bisa menanyakan dengan puspadewi(balipost) coco (tribunebali) koko (bali expres) kadek putra ( fajar bali) atau ke komang arta.

Sekali lagi saya berterima kadih atas kritik dan sarannya,semoga bapak sehat selalu dan bisa terus menginspirasi banyak orang.

Jika ada yang perlu ditanyakan silahkan hub langsung saya joka andika di no 081337212466. (Balitopnews.com/rls)


TAGS :

Komentar