Wisatawan Belanda Kagumi Tradisi Mesuryak

Balitopnews.com, TABANAN  - Tradisi mesuryak yang dirayakan setiap Hari Raya Kuningan oleh masyarakat Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Bali mendapatkan apresiasi dari wisatawan Belanda.

Mice wisatawan asal Belanda yang melihat langsung tradisi mesuryak pada Raya Kuningan, Sabtu ( 29 February 2020) mengakui   tradisi  mesuryak  sangat indah, semua bergembira. “Ini sangat fantastis,” jelasnya. Hal senada juga diungkapkan  oleh Dann  yang juga asal Belanda. Ia mengatakan  sudah sejak 12 tahun ke Bali tapi baru mengetahui tradisi mesuryak yang dinilainya unik.. “Saya sering liburan  di  Bali,   mengunjungi  teman saya, tapi saya baru tahu tradisi mesuryak ini. Sangat fantastik,” katanya.  Ia pun mengaku akan datang lagi saat hari Raya Kuningan menyaksikan tradisi mesuryak.

Tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang  digelar masyarakat di Banjar Bongan Gede, Desa  Bongan, Kecamatan Tabanan setiap enam bulan sekali atau tepatnya di hari Raya Kuningan. Mesuryak juga merupakan rangkaian upacara hari raya Galungan dan Kuningan.

Sejauh ini belum ditemukan sastra atau babad yang membahas mengenai tradisi mesuryak ini. Namun para tetua di Banjar Bongan Gede sudah mengetahui adanya tradisi mesuryak saat mereka sudah lahir.

Kelihan adat Banjar Bongan Gede, I Komang Suparman ( 50 ) mengatakan tradisi mesuryak sudah ada sebelum dia lahir. “Mesuryak sudah ada sejak dulu, dan orang tua kami pun tidak tahu mulai kapan tradisi ini ada,” jelasnya.  Ia pun masih ingat, waktu kecil dulu tradisi ini telah dilakukan dan uangya tidak menggunakan uang seperti sekarang uang kertas. Dulu menggunakan uang kepeng atau pis bolong. “Dulu pis bolong ada nilainya jadi digunakan untuk sarana mesuryak. Kalau sekarang sudah modern menggunakan uang kertas,” jelasnya. Ditambahkanya, tradisi mesuryak ini merupakan ucapan syukur kepada leluhur dengan suka cita melepas para lelulur kembali ke surga. “Tradisi ini turun temurun yang kita  lestarikan hingga saat ini,” jelasnya.

Prosesi tradisi mesuryak di hari raya Kuningan diawali dengan melangsungkan persembahyangan  di Pura Dalem, kemudian dilanjugkan pesembahyangan di masing masing sanggah merajan sekitar pukul 09.30 Wita . Setelah prosesi persembahyangan di masing masing sanggah merajan selesai, kemudian  banten upacara hari raya Kuningan yang merupakan symbol dari para leluhur dibawa ke kori agung rumah masing masing. Di depan pintu atau kori,  segala macem banten sesanjen diupacarai oleh pemangku ataupun tetua, kemudian dilanjutkan dengan prosesi mesuryak. Memberi leluhur bekal berupa uang kertas maupun uang logam. Uang tersebut kemudian di lemparkan ke udara sambil mesuryak ( bersorak ) lalu diperbutkan oleh banyak orang laki perempuan anak anak dan dewasa.  Besaran uang yang digunakan mesuryak tergantung dari kemampuan warga.  Yang paling tinggi bisa sampai Rp 5 Juta paling rendah Rp 500 ribu. (Balitopnews.com/md)  

 

 


TAGS :

Komentar