Masih Berstatus Pelajar, Penari Rangda Tewas Tertusuk Keris Saat Upacara Napak Pertiwi 

  • 05 Februari 2021
  • 16:02 WITA
  • News
Ket foto Kepala Dusun Blong Gede, I Made Rispong Artha Sudanegara (baju putih) dan Keluan Banjar Blong Gede I Gede Jaya Atmaja ( baju hitam) saat memberi keterangan

DENPASAR, Balitopnews.com - Upacara napak pertiwi di sebuah sanggar, di Jalan Sutomo No. 44, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, Kamis (4/2/2021) sekitar pukul 01.00 Wita membawa petaka. Seorang penari rangda yang masih berstatus pelajar, tewas tertusuk keris saat prosesi upacara.

Kegiatan upacara ini ternyata tidak dilaporkan ke pihak Satgas Covid-19 Desa Pemecutan Kaja.

"Di tengah pandemi Covid-19 dan PPKM di wilayah Desa Pemecutan Kaja, tidak ada laporan untuk penyelenggaraan upacara napak pertiwi itu," sebut Plt. Perbekel Desa Pemecutan Kaja, IB Putu Sudiartha, yang dikonfirmasi Jumat (5 Februari 2021).

Dirinya juga terkejut saat diberikan kabar ada penari rangda yang tewas tertusuk keris di wilayahnya pada, Kamis (4/2/2021) pagi. 

"Kami tidak tahu ada upacara itu dan sampai ada yang meninggal. Saya baru tau setelah diberitahu Babin ada kejadian penari rangda tewas tertusuk keris," jelasnya.

Sedangkan Kepala Dusun Blong Gede, I Made Rispong Artha Sudanegara tidak menampik adanya kejadian ini.

"Memang ada kejadian penari rangda meninggal karena tertusuk keris. Cuma kami tidak tahu ada upacara di sanggar itu, dan kami akan tindaklanjuti kejadian ini dengan mengadakan rapat bersama prajuru Banjar Belong Gede di Balai Banjar Blong Gede," katanya.

Sementara Kelian Banjar Blong Gede, I Gede Jaya Atmaja juga mengakui adanya peristiwa ini. 

"Di rumah tempat kejadian itu, memang sedang ada upacara pujawali saat rahina Pagerwesi, Rabu (3/2/2021) sore hari sampai Kamis (4/2/2021) dini hari pada pukul 01.00 Wita. Nah, saat dini hari itu, ada upacara napak pertiwi berupa rangda yang diisi dengan kerauhan," ucapnya.

Dirinya mendapat informasi bahwa saat penari rangda yang lengkap dengan atribut  dan dipakaikan topeng rangda diisi dengan prosesi pepatih yang menusukkan keris. 

"Selaku prajuru adat Banjar Blong Gede, kami tidak tahu ada upacara napak pertiwi yang diisi dengan tarian rangda dan diisi dengan pepatih yang menusukkan keris," lanjutnya.

Ia menambahkan penari rangda tak sadarkan diri, setelah tertusuk keris. Pihak penyelenggara bersama kerabat sempat melihat darah di pakaian penari rangda itu.

"Setelah jatuh, tukang gambelnya yang menolong, ternyata ada darahnya," jelasnya. 

Penari rangda kemudian dibawa ke RSUD Wangaya. Penari rangda dinyatakan sudah meninggal dan masih menggunakan pakain rangda.  Jenazah penari rangda ini, masih dititipkan di ruang jenazah RSUD Wangaya.

Untuk diketahui, pelajar SMA berinisial Gede NEP (16) tewas tertusuk keris saat napak pertiwi di Sanggar di Jalan Sutomo No. 44, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, Kamis (4/2/2021) sekitar pukul 01.00 Wita.

Saat prosesi napak pertiwi, korban asal Desa Tuka, Dalung, Kuta Utara itu, sedang menari dengan memakai kostum rangda. Lalu, sekitar tujuh orang pepatih yang membawa keris menusuk penari rangda secara bergantian.(gix)


TAGS :

Komentar