Goa Gala di Kelating Dihuni Ribuan Kelelawar Berekor

Balitopnews.com, TABANAN 
Sebuah goa yang konon bernama Goa Gala di Banjar Dukuh, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan memiliki kunikan tersendiri. Goa yang kini kerap dijadikan ajang foto bagi wisatawan asing yang menginap di villa soori Bali, dihuni ribuan kelelawar berekor. 
 
Bentuk kelelawar ini lebih kecil dari kelelawar biasanya. Hanya saja yang membedakan kelelawar ini memiliki ekor yang panjang sekitar 2,5 centimeter berwarna hitam. 
 
Banyak wisatawan yang biasnya ber-ATV di pesisir pantai menyempatkan diri berfoto masuk ke dalam goa. Karena memang goa ini memiliki keunikan. 
 
Goa tersebut tidak terlalu luas dan buntu. Ketika masuk kedalam dicelah celah karang terlihat  ribuan kelelawar sedang hinggap. Terdapat pula sebuah patung macam didalam goa dan tempat sarana menghaturkan sesajen.
 
 Kelian Dinas Banjar Dukuh, Gede Wayan Suyadnya didampingi Kelian Dinas Banjar Dangin Pangkung, Gusti Made Widiarta menerangkan, keberadaan goa dan kelelawar berekor tersebut memang sudah ada sejak dulu dan mereka pun tidak mengetahaui secara pasti. Tetapi menurut cerita asal muasal Desa Kelating bermula dari goa ini. "Dulu sebelum dinamakan Desa Kelating, desa kami bernama Desa Goa Gala," jelasnya . 
 
Dikatakan goa tersebut berada di sekitaran enjung bernama Karang Taman Agung. Di bagian atas goa terdapat Pura Tegal Linggah yang diempon oleh krama Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan. Meski demikian krama Desa Kelating ketika ada hari suci tertentu selalu menghaturkan canang memohon kerahayuan. 
 
"Dan menurut cerita, konon goa ini juga ada hubunganya dengan Pura Rambut Siwi di Jembrana. Dimana kalau terjadi permasalahan di Rambut Siwi akan ada dua anak macam ke goa ini. Tetapi itu dulu karena dua anak macam yang sempat hidup disana sudah hilang tidak diketahui keberadaanya," beber Suyadnya.
 
Kepercayaan masyarakat setempat terkait dengan keberadaan kelelawar ini hanya sebatas tidak boleh ada yang mengusik ataupun menembak. Karena krama setempat yakin areal enjung ini dikenal keramat. Disamping karena jarak sekitar 15 meter ada Setra (kuburan), aura di sekitaran goa tersebut dikatakan beda. "Kami percaya disini dikenal keramat, karena dulu kalau sore hari orang tidak berani ke areal goa," tegasnya. 
 
Meski berpotensi dijadikan objek wisata, namun sarana jalan belum mendukung untuk mencapai lokasi. Karena dari pintu masuk menuju goa ke arah barat tidak ada jalan khusus, melainkan harus melewati pesisir pantai. (Balitopnews.com / Made Donny ) 
Balitopnews.com, TABANAN 
Sebuah goa yang konon bernama Goa Gala di Banjar Dukuh, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan memiliki kunikan tersendiri. Goa yang kini kerap dijadikan ajang foto bagi wisatawan asing yang menginap di villa soori Bali, dihuni ribuan kelelawar berekor. 
 
Bentuk kelelawar ini lebih kecil dari kelelawar biasanya. Hanya saja yang membedakan kelelawar ini memiliki ekor yang panjang sekitar 2,5 centimeter berwarna hitam. 
 
Banyak wisatawan yang biasnya ber-ATV di pesisir pantai menyempatkan diri berfoto masuk ke dalam goa. Karena memang goa ini memiliki keunikan. 
 
Goa tersebut tidak terlalu luas dan buntu. Ketika masuk kedalam dicelah celah karang terlihat  ribuan kelelawar sedang hinggap. Terdapat pula sebuah patung macam didalam goa dan tempat sarana menghaturkan sesajen.
 
 Kelian Dinas Banjar Dukuh, Gede Wayan Suyadnya didampingi Kelian Dinas Banjar Dangin Pangkung, Gusti Made Widiarta menerangkan, keberadaan goa dan kelelawar berekor tersebut memang sudah ada sejak dulu dan mereka pun tidak mengetahaui secara pasti. Tetapi menurut cerita asal muasal Desa Kelating bermula dari goa ini. "Dulu sebelum dinamakan Desa Kelating, desa kami bernama Desa Goa Gala," jelasnya . 
 
Dikatakan goa tersebut berada di sekitaran enjung bernama Karang Taman Agung. Di bagian atas goa terdapat Pura Tegal Linggah yang diempon oleh krama Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan. Meski demikian krama Desa Kelating ketika ada hari suci tertentu selalu menghaturkan canang memohon kerahayuan. 
 
"Dan menurut cerita, konon goa ini juga ada hubunganya dengan Pura Rambut Siwi di Jembrana. Dimana kalau terjadi permasalahan di Rambut Siwi akan ada dua anak macam ke goa ini. Tetapi itu dulu karena dua anak macam yang sempat hidup disana sudah hilang tidak diketahui keberadaanya," beber Suyadnya.
 
Kepercayaan masyarakat setempat terkait dengan keberadaan kelelawar ini hanya sebatas tidak boleh ada yang mengusik ataupun menembak. Karena krama setempat yakin areal enjung ini dikenal keramat. Disamping karena jarak sekitar 15 meter ada Setra (kuburan), aura di sekitaran goa tersebut dikatakan beda. "Kami percaya disini dikenal keramat, karena dulu kalau sore hari orang tidak berani ke areal goa," tegasnya. 
 
Meski berpotensi dijadikan objek wisata, namun sarana jalan belum mendukung untuk mencapai lokasi. Karena dari pintu masuk menuju goa ke arah barat tidak ada jalan khusus, melainkan harus melewati pesisir pantai. (Balitopnews.com / Made Donny ) 
 

TAGS :

Komentar