Tradisi Mesuryak “Antarkan Leluhur Kembali Ke Sorga” di Hari Raya Kuningan

Tradisi Mesuryak “Antarkan Leluhur Kembali Ke Sorga” di Hari Raya Kuningan
 
Balitopnews.com, TABANAN
Tradisi Mesuryak yang digelar setiap hari raya Kuningan tetap semarak. Tradisi mesuryak yang bertujuan untuk mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga, kembali digelar di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Sabtu ( 5 Januari 2019)
 
Prosesi mesuryak dimulai sekitar pukul 09.00 Wita sampai pukul 11.30. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah  masing-masing warga, kemudian dilanjutkan di  Pura Khayangan Tiga, selanjutnya di  merajan (Pura Keluarga Besar). Setelah prosesi ini usai, Trasisi mesuryak pun dimulai. Diawali persembahyangan di meraja memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pun kepada para leluhur  yang berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan. Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen ke depan pintu masuk rumah masing-masing. Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan  melantunkan  doa-doa yang ditutup dengan mesuryak. Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam maupun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga lainya. Laki perempuan anak-anak berebut saling dorong  mendapatkan  uang. Tidak saja warga Banjar Bonga Gede yang berebut uang. Suasana mesuryak semakin semarak dengan penampilan barong ngelawang yang turut serta mengiringi tradisi mesuryak.
 
 
Kelihan Adat Banjar Bongan Gede, I Nyoman Parwata ( 51 ) menjelaskan tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjar-nya. "Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke surga. Karena kami percaya selama sepuluh hari sejak hari Raya Galungan hingga Hari Raya Kuningan leluhur kami pulang ke rumah.  Dan disaat hari Raya Kuningan,  leluhur kami antar   sampai di pintu gerbang yang kembali ke soarga loka dengan suka cita bergembira,  bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," tandasnya. Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini  tetap dilestarikan dan dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. “Tradisi ini sudah ada sejak agama Hindu ada di Bali, yang  kami gelar setiap enam bulan sekali,” jelasnya.  Besaran uang yang dipakai untuk mesuryak pun tidak dipatok, tergantung taraf ekonomi keluarga masing-masing. (Balitopnews.com/Made Donny ) 
 

TAGS :

Komentar