Sumba Barat Co-Host BBTF 2020, Target Potensi Transaksi 10 Triliun Rupiah

Wakil Bupati Sumba Barat Marthen Ngailu Toni (tiga kanan) dan Ketua BBTF ke-6 tahun 2019, Ketut Ardana (empat kiri) (Foto: Adhy/Balitopnews.com)

Balitopnews.com, Nusa Dua - Potensi nilai transaksi dari pelaksanaan event Bali and Beyond Travel Fair ke-6 (BBTF) tahun 2019 diperkirakan mencapai angka sebesar 9.6 triliun Rupiah. Angka tersebut menurut ketua BBTF ke-6, Ketut Ardana dihitung dari jumlah buyers yang menghadiri event tersebut.

Ketut Ardana mengatakan para buyer yang diundang diantaranya ada yang fully hosted yang minimal telah memproduksi 10 ribu wisatawan per tahunnya, dan juga yang patially hosted dengan jumlah 5000 wisatawan per tahunnya.

Sedangkan untuk BBTF tahun depan Ketut Ardana optimis potensi transaksi tersebut akan mengalami kenaikan menjadi 10 triliun rupiah. “Jumlah potensi transaksi tahun ini kita hitung bisa mencapai angka 9.06 triliun Rupiah, sedangkan untuk next BBTF tahun 2020 kita yakin bisa mencapai 10 triliun Rupiah,” ujarnya di BNDCC Nusa Dua, Jumat (28/6).

Pada BBTF kali ini, Ketut Ardana menjelaskan ada sebanyak 19 provinsi dan 27 kabupaten dan 230 seller yang turut berpartisipasi dan buyer yang hadir sebanyak 303 dari 46 negara. Untuk pelaksaanaan BBTF tahun depan pihaknya berharap dapat meningkatkan jumlah Negara yang hadir, minimal sebanyak 50 negara dan .

“BBTF diselenggarakan setiap bulan Juni setiap tahunnya. Tahun depan (2020) ditargetkan 270 seller, 350 buyer dari 50 negara yang akan hadir,” paparnya.

Sementara itu, untuk pelaksanaan BBTF ke-7 tahun 2020, Ketut Ardana mengatakan Kabupaten Sumba Barat yang akan menjadi co-host-nya. Menurut Ketut Ardana, Sumba Barat telah menetapkan diri sebagai Co-Host pada penyelenggaraan BBTF tahun 2020.

“Karena mereka merasa sangat penting sekali BBTF untuk memperkenalkan kepada dunia, Sumba Barat juga kan beberapa waktu lalu sudah dimediakan menjadi salah satu pulau yang terindah di dunia,” ujarnya.

“Dengan keikut-sertaan Sumba menjadi co-host nanti kami prediksi akan terjadi peningkatan potensi transaksi seberar 10%,” imbuhnya.

Namun yang menjadi kendala bagi keberlangsungan pariwisata Sumba saat ini menurut Ketut Ardana adalah kendala yaitu penerbangan. Berhentinya Maskapai Garuda untuk melayani penerbangan khusunya ke Kabupaten Sumba Barat menurutnya sangat berdampak bagi kunjungan wisatawan asing ke Sumba Barat.

“Garuda sangat penting sekali untuk terbang kembali, saat ini mereka off, yang terbang saat ini hanya Lion dan Nam Air, sedangkan orang Amerika dan Eropa hanya merasa confident dengan penerbangan Garuda,” katanya.

Terkait hal tersebut, Ketut Ardana yang juga Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali ini mengatakan bahwa pihaknya akan segera bersurat kepada DPP ASITA agar kemudian dapat diteruskan kepada Menteri Pariwisata dan semua pihak terkait, agar jalur ini dapat segera dibuka kembali.

Sementara itu, Wakil Bupati Sumba Barat Marthen Ngailu Toni yang turut hadir pada event BBTF di BNDCC Nusa Dua, Jumat (28/6) memastikan kesiapan pihaknya untuk menjadi co-host BBTF tahun 2020 mendatang.

Toni menyatakan, pihaknya memastikan bakal all-out mempromosikan semua tempat wisata di Sumba. Termasuk, mengajak pelaku dan industri pariwisata untuk mempromosikan produk jasa dan barang yang akan dijual kepada wisatawan

"Nanti kita akan bawa seluruh potensi pariwisata yang ada disana, spot-spotnya seperti apa akan kita bawa kesini," jelas Toni di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua, Jumat, 28 Juni 2019.

Kabupaten Sumba Barat memiliki panorama alam yang sangat indah. Toni menyebut, setiap tempat di Kabupaten Sumba Barat merupakan destinasi wisata, baik spot destinasi maupun wisata budaya. Keunikan budaya di 'Pulau para Dewa' itu, diyakini Toni, tidak ditemukan di tempat lain. (Adhy)


TAGS :

Komentar