Pelatihan Pengkemasan Paket Wisata dan Teknik Memandu di Desa Wisata Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabu

Kegiatan pelatihan pengkemasan paket wisata dan teknik memandu di Desa Wisata Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan

Oleh : Agus Muriawan Putra, I Nyoman Jamin Ariana, IB. Ketut Astina, AA. Manik Pertiwi

Program Studi D-IV Pariwisata Fakultas Pariwisata, Universita Udayana

[email protected]

 

Abstrak

Kegiatan Udayana Mengabdi di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Bongan memperbaiki Sistem Pengelolaan Desa Wisata, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Bongan, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga alam/lingkungan dan budaya yang diwariskan oleh Leluhur, untuk dapat mengembangkan secara kualitas dan kuantitas pariwisata kerakyatan berkelanjutan.

Desa Bongan memiliki berbagai keunikan yang dapat dijadikan daya tarik wisata, baik daya tarik alam, budaya, kuliner, dan spiritual. Beberapa keunikan atau daya tarik yang dimiliki            Desa Bongan, yaitu: 1) Situs Patih Kebo Iwa; 2) Upacara Ngaben Tikus, di mana upacara ini sudah dilaksanakan secara turun- temurun sejak jaman Kerajaan Tabanan dahulu; 3) Desa Bongan juga memiliki potensi wisata Burung Jalak Bali; 4) Pura Puseh Bedha dan Pura Balang Tamak, terkait dengan tokoh cerita Pan Balang Tamak; dan 5) Tradisi Mesuryak yang masih dilaksanakan turun-temurun di Desa Bongan bertepatan pada Hari Raya Kuningan.

Dengan berbagai keunikan tersebut dan dengan didukung status Desa Bongan saat ini sebagai desa wisata, maka untuk menarik minat kunjungan wisatawan diperlukan pengkemasan paket-paket wisata yang akan disugukan kepada wisatawan sesuai dengan potensi dan daya tarik yang dimiliki Desa Wisata Bongan. Dalam hal ini, sebagian besar masyarakat Desa Bongan belum memahami berkaitan dengan pengkemasan paket wisata di Desa Wisata Bongan. Di samping itu, mulai saat ini perlu dipersiapkan SDM sebagai local guide untuk dapat memandu wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bongan untuk dapat memberikan penjelasan secara baik dan benar serta memperhatikan aspek hospitaliti pelayanan kepada wisatawan, sehingga diperlukan pelatihan teknik-teknik memandu wisata.

Kata Kunci:     Pembinaan Masyarakat, Pengkemasan Paket Wisata, Teknik Memandu, Partisipasi Masyarakat

 

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

       Dilihat dari kondisi geografis wilayah, Desa Bongan sebagian besar merupakan hamparan dataran rendah dengan ketinggian antara 155 – 260 m di atas permukaan laut, suhu udara berkisar antara 28 – 32 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata 2.000 – 3.000 mm/tahun.  Seperti halnya dengan desa-desa lainnya di Kabupaten Tabanan, Desa Bongan merupakan daerah pertanian yang sebagian besar penduduknya terdiri dari petani penggarap tanah sawah.           Jumlah penduduk Desa Bongan adalah 6.699 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.843 jiwa, jumlah laki-laki 3.312 jiwa, dan jumlah perempuan 3.387 jiwa.              Luas wilayah yang dimiliki oleh Desa Bongan adalah 445 Ha, yang meliputi antara lain: merupakan tanah sawah, 223 Ha, lahan perkebunan rakyat 80 Ha, lahan pekarangan 122 Ha, serta lain-lain seluas 20 Ha (Profil Desa Bongan, 2016).

       Desa Bongan mempunyai potensi yang sangat beragam dan unik yang dapat dipakai untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Bongan. Keberagaman potensi tersebut menjadi kekuatan dan peluang untuk pengembangan Desa Wisata Bongan, sehingga kekuatan dan peluang tersebut apabila tidak direncanakan dan tidak dikelola dengan baik, maka tidak mustahil kekuatan dan peluang tersebut akan menjadi kelemahan dan tantangan. Potensi-potensi wisata yang belum begitu dikenal dan belum terangkat ke permukaan perlu untuk digali dan diinventarisasi untuk dikelola dan dirancang serta dikemas sebagai sebuah paket wisata untuk dapat menarik wisatawan datang berkunjung. Hal ini, memerlukan suatu pengetahuan dan pemahaman yang baik dan sinergi antara beberapa pihak terkait/stakeholders dalam proses pendampingan kepada masyarakat Desa Bongan. Dengan berbagai potensi wisata dan keunikan Desa Wisata Bongan, maka berbagai variasi pengkemasan paket wisata dapat disugukan kepada wisatawan, seperti: Paket Wisata Treking, Paket Edukasi Warisan Budaya, Paket Burung Jalak Bali, Paket Wisata Cycling, Paket Cooking Class, Paket Melukat, dan sebagainya.

       Di samping itu, mulai saat ini perlu dipersiapkan SDM sebagai guide local untuk dapat memandu wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bongan untuk dapat memberikan penjelasan secara baik dan benar serta memperhatikan aspek hospitaliti pelayanan kepada wisatawan, sehingga diperlukan pelatihan teknik-teknik memandu wisata kepada masyarakat Desa Bongan. Dengan diadakannya perpaduan pelatihan antara pengkemasan paket wisata dan pelatihan teknik memandu, maka akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang seiring dan sejalan kepada masyarakat di dalam mengelola dan mengembangkan Desa Wisata Bongan secara profesional untuk dapat memberikan manfaat yang positif kepada seluruh masyarakat Desa Bongan dan tentunya juga manfaat positif bagi kelestarian alam/lingkungan Desa Bongan dan kehidupan sosial budaya spiritual masyarakat Desa Bongan. Dalam pengembangan dan pengelolaan potensi Desa Wisata Bongan untuk menjadikan sebuah produk/paket wisata serta tata cara atau teknik memandu wisatawan secara profesional, masih dijumpai beberapa kendala/permasalahan, seperti: (1) masyarakat belum mengetahui potensi-potensi Desa Bongan yang dapat menjadi daya tarik wisata; (2) kurangnya pemahaman masyarakat Desa Bongan berkaitan dengan pengkemasan paket wisata; (3) masih lemahnya partisipasi masyarakat Desa Bongan dalam pengembangan Desa Wisata Bongan; (4) kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat Desa Bongan di dalam memberikan pemanduan kepada wisatawan sesuai dengan hospitaliti pelayanan wisata; (5) masih minimnya local guide di Desa Wisata Bongan; dan (6) perlunya pendampingan dari Pihak Perguruan Tinggi untuk dapat mendampingi dan mengarahkan masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan Desa Wisata Bongan berkaitan dengan pengkemasan paket wisata dan teknik memandu wisatawan.

1.2. Tujuan Kegiatan

       Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman yang positif kepada masyarakat Desa Bongan untuk berperan dan berpartisipasi aktif serta berkreasi inovatif dalam menggali potensi lokal Desa Bongan untuk dibuatkan pengkemasan yang menarik dan unik, sehingga mempunyai nilai jual yang dapat menarik wisatawan untuk membeli berbagai paket produk wisata yang disiapkan di Desa Wisata Bongan.

       Termasuk juga dapat meningkatkan SDM lokal sebagai local guide yang akan dilatih berkaitan dengan teknik memandu wisatawan yang tertarik dengan paket/produk wisata yang ditawarkan di Desa Wisata Bongan. Adapun kelompok masyarakat yang disasar serta kontribusi yang didapatkan sebagai berikut: a) Kelompok Tani/Subak mampu menginventarisasi berbagai jenis potensi/daya tarik yang akan dikemas menjadi sebuah produk/paket wisata pertanian,         b) Ibu-Ibu PKK bisa membuat, mengolah, dan menyajikan kuliner lokal khas masyarakt tani/subak, berupa sate siput, pepes belut, pepes ikan, dan sayur urab untuk disajikan kepada wisatawan, c) Kelompok Karang Taruna mampu melakukan pengimbasan kepada masyarakat lebih luas melalui home-home industri, mampu memasarkan paket wisata pertanian dengan memanfaatkan IT / website dan memanfaatkan jaringan pemasaran melalui kerjasama dengan pihak Biro Perjalanan Wisata (BPW) di Bali, d) Pemilik Rumah Tradisional, mampu menyediakan rumah yang telah dimiliki sebagai tempat menginap (home stay), e) Kelompok Kesenian/Budaya dan Kelompok Penangkar Burung Jalak Bali mampu menyediakan daya tarik kepada wisatawan berkaitan dengan berbagai kesenian tradisional dan budaya-budaya yang unik.

BAB 2. METODE PEMECAHAN MASALAH

       Adapun kegiatan pemecahan masalah dalam pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu:

1.         Memberikan penyuluhan dan pelatihan langsung kepada masyarakat Desa Bongan tentang    desa wisata beserta kriteria dan fasilitas yang diperlukan.

2.         Menginventarisasi potensi wisata Desa Bongan.

3.         Membuat paket/produk wisata desa dengan melibatkan masyarakat lokal, seperti: trekking, kuliner lokal, kesenian/budaya lokal, akomodasi lokal, aktivitas di sawah/subak, wisata spiritual, dan lain-lain.

4.         Mengaktifkan home industry di Desa Bongan untuk menciptakan berbagai produk wisata lokal Desa Bongan, seperti cinderamata lokal dari kerajinan-kerajinan masyarakat, membuat makanan-makanan ringan yang bercirikan alam Bongan, sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat.

5.         Membentuk pengelola produk/paket desa wisata sebagai manajemen produk untuk dapat mengatur dan memfasilitasi kegiatan atau aktivitas dari masyarakat Desa Bongan untuk berproduksi, sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat serta masyarakat dapat melakukan kegiatan produksi secara berkelanjutan.

6.         Menjadikan Desa Bongan sebagai Desa Binaan dari Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, sehingga secara berkelanjutan dapat dibina dan didampingi berkaitan dengan kepariwisataan dan sebagai poin dalam Akreditasi Fakultas. 

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.      Metode Pelatihan Pengkemasan Paket Wisata di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan

       Desa Bongan merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, di mana Desa Bongan ditetapkan menjadi desa wisata karena memiliki berbagai daya tarik dan keunikan yang tidak dapat ditemukan di desa lainnya di Bali. Sebagai sebuah desa wisata, Desa Wisata Bongan secara bertahap terus melakukan usaha-usaha penataan-penataan, pengembangan-pengembangan, dan pengelolaan terhadap berbagai potensi dan sumber daya yang dapat menjadi daya tarik Desa Wisata Bongan. Salah satu penataan yang sedang dilaksanakan yang merupakan program jangka pendek dari Desa Wisata Bongan adalah melakukan pengkemasan terhadap paket wisata di Desa Wisata Bongan sebagai daya tarik wisata terhadap wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bongan, sehingga dengan Kegiatan Udayana Mengabdi ini masyarakat dilatih untuk mengkemas berbagai paket wisata yang dimiliki oleh Desa Wisata Bongan, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Adapun beberapa materi pelatihan dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengkemasan paket wisata di Desa Wisata Bongan, yaitu:

3.1.1. Potensi Desa Wisata Bongan

       Kegiatan pertama yang dilaksanakan untuk dapatt melakukan pengkemasan terhadap paket wisata yang dijadikan Daya Tarik Desa Wisata Bongan adalah mengetahui potensi dan keunikan Desa Wisata Bongan. Untuk menata potensi-potensi yang dimiliki Desa Wisata Bongan, maka dilaksanakan inventarisasi potensi-potensi wisata yang ada di Desa Bongan. Dengan inventarisasi tersebut akan didapatkan beberapa kategori daya tarik wisata di Desa Wisata Bongan, seperti: potensi alam, potensi budaya, potensi buatan, dan potensi spiritual. Potensi alam yang terdapat di Desa Wisata Bongan adalah hamparan sawah yang masih luas kurang lebih    250 ha yang terbagi menjadi 3 subak. Aktivitas agraris masyarakat Desa Bongan masih sangat terasa meskipun Desa Bongan merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kota Tabanan, tetapi hal ini, tidak menyurutkan semangat petani Bongan untuk tetap mempertahankan dan mengolah lahan sawah yang masih eksis sampai saat ini. Potensi budaya yang dimiliki oleh Desa Wisata Bongan tidak kalah menarik dan tidak kalah uniknya karena potensi budaya ini mungkin tidak dapat ditemukan di daerah lainnya. Potensi-potensi tersebut, yaitu: adanya Tradisi Mesuryak yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan sebagai rasa syukur kehadapan Para Leluhur yang sudah memberikan anugerahnya selama Perayaan Hari Raya Galungan yang merupakan Hari Raya Besar Agama Hindu. Selain itu, terdapat juga Situs Patih Kebo Iwa yang menjadi daya tarik khas Desa Wisata Bongan. Potensi spiritual yang terdapat di Desa Wisata Bongan adalah adanya keberadaan Pura Puseh Bedha yang merupakan peninggalan bersejarah karena berkaitan dengan kedatangan Patih Kebo Iwa di Desa Bongan, di mana sekarang ini meninggalkan jejak-jejak sejarah yang menjadi daya tarik yang unik. Selain itu, juga ditemukan Ngaben Tikus yang merupakan kaitan dengan daerah agraris yang sudah turun-temurun dilaksanakan di Desa Bongan, sehingga keharmonisan di bidang pertanian masyarakat tetap terjaga dengan Konsep Tri Hita Karana. Potensi buatan yang dapat dilihat dan disaksikan di Desa Wisata Bongan adalah adanya Penangkaran Jalak Bali yang merupakan satwa asli Bali dan sangat dilindungi, sehingga daya tarik tersebut dapat dijadikan sebagai Daya Tarik Pendidikan untuk memberikan informasi berkaitan dengan cara pengembangbiakan dan pelestarian Jalak Bali yang sangat dilindungi tersebut.

3.1.2. Sosialisasi Desa Wisata Bongan

       Untuk dapat memperkenalkan Desa Wisata Bongan kepada seluruh masyarakat Desa Bongan dan untuk dapat menumbuhkan pemahaman tentang makna desa wisata untuk masyarakat Desa Bongan, maka diadakan sosialisasi secara kontinyu dan masif kepada seluruh masyarakat Desa Bongan yang ada di 11 banjar. Sosialisasi Desa Wisata Bongan dilaksanakan dipadukan dengan kegiatan kerja bakti dan kebersihan bersama yang diprogramkan oleh Pengelola Desa Wisata Bongan beserta Pokdarwis, yang pelaksanaannya dilaksanakan per banjar setiap Hari Minggu yang diawali dengan kegiatan kebersihan dan kerja bakti bersama, setelah itu baru dilanjutkan dengan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini sangat antusias diikuti oleh warga banjar yang mendapat giliran sosialisasi karena masyarakat sangat mendukung daerahnya sebagai desa wisata. Dalam sosialisasi ini, juga banyak masukan-masukan dan harapan-harapan yang disampaikan oleh masyarakat, sehingga masukan dan harapan tersebut menjadi pertimbangan Pengelola Desa Wisata Bongan beserta Pokdarwis untuk merancang program pengelolaan dan pengembangan Desa Wisata Bongan. Antusiasme dan partisipasi masyarakat masing-masing banjar dalam mendukung Desa Wisata Bongan menjadi modal yang besar untuk dapat mengembangkan Desa Wisata Bongan menjadi Desa Wisata Maju dan dapat memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Desa Bongan dan dapat melestarikan alam/lingkungan, budaya, dan spiritual Desa Bongan.

3.1.3. Pengkemasan Paket Wisata

       Dari inventarisasi potensi wisata yang dimiliki Desa Wisata Bongan, dengan melibatkan masyarakat Desa Bongan mulai diadakan pengkemasan paket wisata yang akan ditawarkan kepada wisatawan. Paket wisata ini dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu: Paket Wisata Unggulan dan Paket Wisata Pendukung/Penunjang. Dengan melihat potensi wisata yang ada di Desa Wisata Bongan, maka paket wisata unggulannya adalah Paket Wisata Heritage dan Paket Wisata Edukasi Budaya, di mana yang dipasarkan untuk paket wisata tersebut adalah daya tarik dan keunikan budaya/peninggalan Situs Patih Kebo Iwa yang terdapat di Pura Puseh Bedha dijadikan daya tarik unggulan beserta dengan paket wisata-paket wisata pendukung, seperti: Paket Wisata Mesuryak, Paket Wisata Ngaben Tikus, Paket Wisata Jalak Bali, Paket Wisata Treking, Paket Wisata Cycling, dan sebagainya. Dengan sudah ditentukannya paket-paket wisata yang akan dipasarkan, maka pihak Pengelola Desa Wisata dan Pokdarwis, selanjutnya adalah menyusun program-program pengembangan dan pengelolaan yang tentunya pelaksanaannya secara bertahap dan kontinyu, di mana sebagai pendukung dalam pengembangan dan pengelolaannya diperlukan peningkatan kualitas SDM, diperlukan guide lokal, penyediaan homestay, cinderamata lokal Desa Wisata Bongan, dan sarana-sarana pendukung lainnya, seperti: tempat parkir, toilet umum, tourist information, dan sebagainya. Dengan demikian, kreativitas dan partisipasi aktif seluruh masyarakat Desa Bongan sangat diperlukan dalam mendukung pengembangan Desa Wisata Bongan, sehingga dapat berkembang secara optimal dan profesional.

3.1.4. Promosi Paket Wisata

       Setelah melakukan pengkemasan paket wisata Desa Wisata Bongan, langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan promosi. Kegiatan promosi ini merupakan bagian dari kegiatan pemasaran, di mana kegiatan pemasaran terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu: promosi, pasar, branding, dan kemitraan. Dari keempat kegiatan ini, maka akan sangat mengefektifkan kegiatan promosi yang dilakukan. Desa Wisata Bongan mencoba untuk melaksanakan keempat kegiatan tersebut, seperti: untuk branding Desa Wisata Bongan adalah wisata heritage dan wisata edukasi, untuk kemitraan Desa Wisata Bongan bekerjasama dengan Travel Bali Kae dan PHRI Tabanan, serta industri pariwisata lainnya, untuk pasar, Desa Wisata Bongan menyasar wisatawan domestik dan wisatawan asing karena peluang untuk wisatawan domestik dan wisatawan asing peluangnya sama, serta promosi yang dilakukan menjadi terarah dan yang menjadi target dan sasaran jelas. Hal ini, menjadi proses pembelajaran bagi Pengelola Desa Wisata Bongan dan Pokdarwis serta seluruh masyarakat Desa Bongan di dalam memasarkan dan mempromosikan Desa Wisata Bongan, sehingga wisatawan segera bisa datang berkunjung ke Desa Wisata Bongan untuk mencoba paket wisata yang sudah dibuat yang menjadi daya tarik lokal Desa Wisata Bongan untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam/lingkungan Desa Bongan.

 

3.1.5. Monitoring dan Evaluasi

       Semua kegiatan tersebut yang sudah dilakukan di Desa Wisata Bongan perlu untuk dimonitoring serta dievaluasi yang secara rutin dilakukan dengan pendampingan dari Tim Udayana Mengabdi Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, sehingga perkembangan, keberlajutannya dapat dijaga dengan pengelolaan yang profesional dari masyarakat Desa Bongan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa Bongan, sehingga dalam pengelolaan dan pengembangan Desa Wisata Bongan terus dapat diminimalkan kelemahan-kelemahan yang terjadi dan terus menggali potensi-potensi yang dapat dikembangkan serta terus meningkatkan profesionalisme pengelolaan Desa Wisata Bongan. Hal ini, juga bertujuan untuk dapat memberikan pemahaman dan pengalaman yang positif kepada seluruh masyarakat Desa Bongan bahwa Desa Wisata Bongan merupakan sebuah desa yang layak untuk dikunjungi wisatawan dan sebuah desa yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan dapat menyuguhkan penampilan yang sesuai dengan Sapta Pesona. Komitmen ini yang terus dipupuk dan disebarluaskan ke seluruh masyarakat Desa Bongan, sehingga menjadi sebuah kebiasaan atau kesadaran pariwisata yang mejadi bagian dari kehidupan masyarakat Desa Bongan. Dengan demikian, dari generasi sekarang yang sudah merancang Desa Wisata Bongan terus dapat berkelanjutan kepada generasi-generasi selanjutnya untuk perkembangan Desa Wisata Bongan dan dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat Desa Bongan dari generasi ke generasi.

3.2.      Metode Pelatihan Teknik Memandu Wisatawan di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan

       Setelah pengkemasan paket wisata sudah selesai dilakukan dan dipahami oleh masyarakat Desa Bongan, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan guide lokal di Desa Wisata Bongan. Guide lokal ini diambil dari masyarakat lokal dan akan dilatih untuk dapat memandu wisatawan yang datang ke Desa Wisata Bongan. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Tim Udayana Mengabdi Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana. Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat Desa Bongan siap dan profesional di dalam memandu wisatawan yang berkunjung dan sekaligus memberikan pelayanan prima kepada wisatawan, sehingga kesan yang didapat wisatawan selalu positif dan pada akhirnya akan datang kembali berkunjung ke Desa Wisata Bongan. Kegiatan yang dilaksanakan di dalam pelatihan memandu wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bongan adalah sebagai berikut.

3.2.1. Pembentukan Guide Lokal Desa Wisata Bongan

       Untuk dapat tetap mempertahankan kelestarian alam, budaya, dan spiritual Desa Bongan diperlukan partisipasi seluruh masyarakat Desa Bongan. Apalagi Desa Bongan saat ini sudah menjadi desa wisata, di mana diperlukan informasi yang benar dan tepat berkaitan dengan kehidupan sosial/budaya masyarakat Desa Bongan, sehingga untuk memberikan penjelasan kepada wisatawan berkaitan dengan Desa Wisata Bongan diperlukan guide lokal yang diambil dari masyarakat Desa Bongan. Untuk membentuk guide lokal di Desa Wisata Bongan diadakan pertemuan dengan masyarakat Desa Bongan kemudian dipilih minimal 1 (satu) orang dari masing-masing banjar sebagai guide lokal yang selanjutnya akan dilatih untuk dapat menjadi pemandu di Desa Wisata Bongan. Dengan terbentuknya guide lokal ini akan lebih meyakinkan wisatawan yang berkunjung karena mereka yang menadi guide lokal adalah masyarakat Desa Bongan sendiri yang sangat mengetahui dan paham tentang seluk-beluk Desa Bongan, sehingga informasi yang diberikan menjadi hidup dan mengalir apa adanya. Selain itu, dengan terbentuknya guide lokal ini, juga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat Desa Bongan serta dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Bongan untuk meningkatkan kualitas SDM di Desa Wisata Bongan. Partisipasi masyarakat Desa Bongan sangat besar dalam terbentuknya guide lokal ini dan hal ini, merupakan bukti kecintaan masyarakat Desa Bongan terhadap alam, budaya, dan spiritual mereka.

3.2.2. Pelatihan Teknik Memandu

       Untuk dapat memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat Desa Bongan di dalam memandu wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bongan, maka diberikan beberapa pelatihan berkaitan dengan teknik memandu wisatawan, yaitu:

1.         Teknik/Cara Memberikan Penjelasan

Metode 5W – 1H, diciptakan oleh Herold Leslie (Public Speaker US):

         What : Apa, nama, asal usul maupun latar belakang sejarah suatu objek.

         When : Kapan dibangun, dibuat atau diketemukan, dan sebagainya.

         Who : Siapa yang membangun, atas perintah siapa, siapa yg berkuasa atau memerintah  saat itu.

         Where : Di mana letak suatu objek, nama desa, kecamatan, kabupaten, ataupun provinsi.

         How / Why : Bagaimana cara menuju objek tersebut, jalan kaki, naik perahu, dan sebagainya.

2.         Metode Definisi, menerangkan suatu/objek dengan mendefinisikannya.

3.         Metode Natural Order, menerangkan suatu objek secara alami, apa adanya. Misalnya: menerangkan cara menanam padi yang diurut secara kronologis mulai dari memotong jerami sampai padi itu dipanen.

4.         Metode Descriptive (melukiskan, menggambarkan) agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke suatu objek wisata dengan mengatakan/melukiskan objek tersebut serba indah. Misalnya: dengan ungkapan atau kata-kata seperti: beautiful, wonderful, excellent, unbelieveable, etc.

5.         Teknik Berbicara

Pramuwisata harus menguasai dengan baik hal-hal yang sangat terkait dengan tugas-tugas berbicara:

         Penguasaan Bahasa: Bahasa Daerah, Bahasa Ibu, Bahasa Asing.

         Eye Contact: pandangan sebaiknya jatuh pada tamu.

         Voice: alunan suara, tinggi rendah suara yang keluar enak didengar, mengeluarkan suara yang ramah, dan penuh simpati.

         Enunciation dan Pronunciation: ucapan dan lafal yang jelas dan benar, jangan bergumam.

         Intonation: intonasi atau tekanan pada kalimat-kalimat yang disampaikan, di mana titik, koma, dan sebagainya.

         Speed (Tempo): kecepatan dalam menyampaikan kalimat.

         Gesture: gerakan tangan pada saat memberikan penjelasan.

3.2.3. Praktek Teknik Memandu

       Setelah diberikan berbagai pemahaman dan teori berkaitan dengan teknik memandu wisatawan, maka selanjutnya diberikan praktek secara langsung berkaitan dengan teknik memandu wisatawan di Desa Wisata Bongan. Dalam praktek ini, masyarakat yang sudah dipilih sebagai guide lokal akan secara langsung mempraktekkan teknik memandu wisatawan sesuai teori yang sudah diberikan dengan dibantu masyarakat lainnya yang berperan sebagai wisatawan. Dalam demontrasi ini, diceritakan ada wisatawan yang tertarik dengan Paket Treking dan Paket Budaya Desa Wisata Bongan yang berkaitan dengan keberadaan Pura Puseh Bedha dan Situs Patih Kebo Iwa. Dimulai dari menyambut wisatawan yang berkunjung kemudian memperkenalkan diri dan sampai pada teknik pemanduan berkaitan dengan kegiatan treking dan menjelaskan budaya Desa Wisata Bongan. Yang dipraktekkan adalah bagaimana menjelaskan secara deskriptif situasi di sekitar area treking, intonasi di dalam menjelaskan, kemudian kontak mata dan gestur di dalam menjelaskan objek selama melaksanakan kegiatan treking. Respon dan komunikasi dengan wisatawan atau interaksi dengan wisatawan juga dibangun di dalam kegiatan treking tersebut. Juga, di dalam menjelaskan budaya Desa Wisata Bongan juga dideskripsikan secara jelas bagaimana budaya Desa Bongan dapat menjadi perekat kehidupan bermasyarakat di Desa Bongan yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan, sehingga kehidupan masyarakat sangat damai dan keasrian alam/lingkungan Desa Bongan juga tetap terjaga. Hal-hal yang dijelaskan juga berkaitan dengan proses budaya yang tidak bisa lepas dari Kegiatan Ritual dan Kegiatan Upacara Keagamaan, khususnya Agama Hindu yang dilaksanakan di Desa Bongan. Ada hal-hal yang sakral dan profan yang juga dijelaskan dengan baik kepada wisatawan, sehingga tidak terjadi salah persepsi atau salah pemahaman dari wisatawan berkaitan dengan Budaya Bali pada umumnya dan Budaya Desa Bongan pada khususnya, di mana budaya merupakan pedoman kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Bongan dengan dijiwai Agama Hindu. Dari kegiatan praktek teknik memandu ini, masyarakat mendapat gambaran yang jelas dan keterampilan untuk dapat memandu wisatawan yang sebenarnya datang ke Desa Wisata Bongan, termasuk juga materi yang disampaikan atau cerita yang disampaikan kepada wisatawan, sehingga wisatawan menjadi puas dan mendapatkan informasi yang benar berkaitan dengan keberadaan Desa Wisata Bongan beserta potensinya yang sangat unik dan keasliannya juga sangat menarik.

3.3.      Partisipasi Masyarakat dan Hasil dari Pelatihan Pengkemasan Paket Wisata dan Teknik Memandu Wisatawan di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan,            Kabupaten Tabanan

       Pelatihan pengkemasan paket wisata Desa Wisata Bongan dan pelatihan teknik memandu wisatawan sangat antusias diikuti oleh masyarakat Desa Bongan, sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hasil dari pelatihan tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Desa Bongan. Sebagai desa wisata, Desa Bongan terus melakukan pembenahan dan peningkatan daya tarik dan pelayanan kepada wisatawan untuk perkembangan Desa Wisata Bongan. Semakin banyak dan semakin sering pelatihan dilakukan, maka peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat Desa Bongan di dalam mengembangkan Desa Wisata Bongan akan semakin cepat dan semakin profesional. Hal ini, akan memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan Desa Wisata Bongan untuk dapat menerima kedatangan wisatawan. Dengan pelatihan pengkemasan paket wisata dan teknik memandu yang dilaksanakan di Desa Wisata Bongan, maka potensi-potensi wisata yang dimiliki Desa Wisata Bongan dapat dikemas dan direncanakan sebagai sebuah daya tarik unggulan dan daya tarik pendukung untuk menjadi daya tarik kepada wisatawan yang berkunjung. Setelah daya tarik yang ada sudah dikemas dan diprogramkan dengan baik, maka penjelasan dari paket wisata atau daya tarik tersebut diperlukan atau deskripsi yang benar dan tepat kepada wisatawan, sehingga tidak terjadi salah pemahaman atau salah persepsi terhadap objek yang dijelaskan. Hal inilah, diperlukan guide lokal untuk memandu wisatawan selama berkunjung di Desa Wisata Bongan. Hasil pelatihan teknik memandu ini memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk lebih baik dan lebih percaya diri untuk langsung memandu wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bongan. Program-program dari Pengelola Desa Wisata Bongan dan Pokdarwis tetap memprioritaskan berbagai pelatihan-pelatihan untuk mendukung perkembangan dan pengelolaan Desa Wisata Bongan, sehingga seluruh masyarakat akan mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang memadai untuk mengawal perjalanan Desa Wisata Bongan, sehingga akan tetap berkualitas, tetap berkelanjutan, dan tetap berkeseimbangan untuk tetap dapat menjaga kelestarian alam/lingkungan, kelestarian budaya, dan kelestarian spiritual Desa Wisata Bongan untuk kesejahteraan dan kedamaian masyarakat Desa Bongan, berdasarkan Adat Budaya Masyarakat, berdasarkan Konsep Tri Hita Karana, dan berdasarkan Implementasi Agama Hindu. 

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

       Dari hasil Kegiatan Udayana Mengabdi Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana yang dilakukan di Desa Wisata Bongan berkaitan dengan pengkemasan paket wisata lokal dan teknik memandu wisatawan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.         Metode pelatihan pengkemasan paket wisata di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, yaitu: 1) Inventarisasi potensi Desa Wisata Bongan; 2) Sosialisasi Desa Wisata Bongan; 3) Pengkemasan paket wisata; 4) Promosi paket wisata; dan 5) Monitoring dan Evaluasi.   

2.         Metode pelatihan teknik memandu wisatawan di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, yaitu: 1) Pembentukan guide lokal Desa Wisata Bongan; 2) Pelatihan teknik memandu; dan 3) Praktek teknik memandu.  

3.         Partisipasi masyarakat dan hasil dari pelatihan pengkemasan paket wisata dan teknik memandu wisatawan di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, yaitu: masyarakat sangat antusias dan berjalan dengan baik dan lancer yang tujuannya adalah pengelolaan dan perkembangan Desa Wisata Bongan tetap berkualitas, tetap berkelanjutan, dan tetap berkeseimbangan untuk tetap dapat menjaga kelestarian alam/lingkungan, kelestarian budaya, dan kelestarian spiritual Desa Wisata Bongan untuk kesejahteraan dan kedamaian masyarakat Desa Bongan, berdasarkan Adat Budaya Masyarakat, berdasarkan Konsep Tri Hita Karana, dan berdasarkan Implementasi Agama Hindu.      

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil kegiatan ini adalah:

1.         Pemerintah Kabupaten Tabanan hendaknya secara rutin memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengkemasan paket wisata lokal dan teknik memandu wisatawan di Desa Wisata Bongan.

2.         Pihak terkait senantiasa membantu mempromosikan Desa Wisata Bongan, sehingga dalam perkembangannya menguntungkan secara ekonomi kepada masyarakat juga tidak merusak alam lingkungan serta budaya masyarakat Desa Bongan.

3.         Masyarakat Desa Bongan mau/tidak mau harus mempersiapkan SDM untuk menghadapi perkembangan kepariwisataan berkelanjutan pada Desa Wisata Bongan dan menghadapi persaingan global

Ucapan Terimakasih

       Pertama-tama Puja dan Puji Syukur Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Guru Utama dalam kehidupan di alam semesta ini. Selanjutnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas Pariwisata beserta Para Wakil Dekan serta Koprodi Program Studi D-IV Pariwisata beserta jajarannya yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat berkiprah dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat Udayana Mengabdi serta tidak lupa rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada Ketua LPPM Universitas Udayana beserta jajarannya pula yang selalu memotivasi kami untuk selalu mengikuti berbagai Skim yang disediakan, di mana dalam hal ini kami diberi kesempatan pada Skim  Udayana Mengabdi. Juga terima kasih kami kepada teman-teman Dosen yang selalu saling mendukung dan saling memotivasi untuk kelancaran pelaksaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan masing-masing. Semoga program-progam yang positif tersebut selalu dapat memotivasi Dosen untuk dapat berkarya lebih baik dan lebih baik lagi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adi Putra Nyoman, 2004. Desa Wisata Penglipuran: Menuju Perberdayaan Warga Desa. Majalah Analisis Pariwisata, Vol. 6, No. 1,  2004

 

Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

 

Fagence, Michael, 1997. Approches to Planning for Rural and Village Tourism Realizing The Potential of Rural Areas an Village. Proceedings on the training and workshop on Planning Sustainable Tourism, ed. Minnery, John, Gunawan Myra, P. Penerbit: ITB, Bandung.

Hermantoro, Henky, dkk. 2010. Pariwisata Mengikis Kemiskinan. Jakarta: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan.

Ife Jim & Tesoriero Frank. 2006. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Monografi Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. 2017.

Page, S.J. dan D. Getz (eds.). 1997. The Business of Rural Tourism. London: International Thomson Business Press.

Picard, Michel. 2006. Bali Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Pujaastawa, dkk. 2005. Pariwisata Terpadu (Alternatif Model Pengembangan Pariwisata Bali Tengah). Denpasar: Universitas Udayana.

Profil Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. 2017

Sutrisno, 1999. Pemberdayaan Masyarakat. www.pemberdayaan.com. Accessed on Pebruari 2013.

Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius.

Tjiptono, Fandy. 2011. Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset.

 

 


TAGS :

Komentar