Tiga Pesan Presiden Jokowi Kepada Masyarakat Penerima Sertifikat Tanah. Apa Saja ?

  • 23 Februari 2018
  • 21:01 WITA
  • News

RedRiceBalinews.com, TABANAN
Tiga pesan yang disampaikan Presiden  Joko Widodo kepada masyarakat penerima sertifikat tanah yang dibagikan di Taman PujaanBangsa (TPB) Margarana, Tabanan, Jumat ( 23 Februari 2018).

Yang pertama Jokowi berpesan agar masyarakat sertifikat dengan baik dengan cara diberi pelastik agar tidak rusak ketika genteng rumah bocor. Kedua Presiden Jokowi berpesa agar sertifikat tanah yang telah dipegang tersebut difotocopy. “Sertifikat itu difotocopy karena fotocopy itu penting, kalau sertifikat hilang kalau ada fotocopyanya  ngurusnya akan lebih mudah di BPN,” tandas Jokowi. Presiden Jokowi pada kesempatan itu mengakui dimana mana kalau sudah pegang sertifikat, pinginnya di sekolahin. “Apa di Bali juga begitu ?”, tanya Jokowi yang disambut tepuk tangan ribuan masyarakat Tabanan.  Jokowi melanjutkan biar produktif sertifikat itu bisa dipakai jaminan ke bank. Pesan Jokowi yang ketiga “Kalau sudah pegang uang dari bank jangan digunakan metajen, seperti yang diutarakan Pak Gubernur tadi,” pesan Jokowi  kembali disambut riuh tepuk tangan ribuan masyarakat Tabanan.

Jokowi juga meminta masyarakat mengukur sesuai kemampaun ketika sudah menggunakan sertifikat  sebagi anggunan di bank. “Kalau pinjam Rp 30 Juta, jangan separuhnya dipakai untuk beli sepeda motor,” jelasnya. Hanya satu minggu saja bisa keliling kampung dengan sepeda motor, setelah itu sepeda motornya ditarik deler karena tidak bisa bayar. “Sesuaikan dengan kemampuan dan bisa dicicil,” tambahnya. Ia juga berpesan kalau pinjam Rp 30 Juta semuanya dipakai untuk modal kerja atau investasi. Setelah untung Rp 1 juta atau Rp 2 Juta barulah dipakai untuk beli sepeda motor. “Hati hati pinjam di bank dihitung dan dikalkulasi, kalau masuk diambil kalau gak masuk jangan diambil,” tandasnya.

Program sertifikat tanah ini dimulai sejak tahun 2017. Di tahun 2017 Presiden Jokowi menargetkan menteri Agaria dan Tata Ruang menyelesaikan 5 juta sertifikat tanah. Targegt itu sudah terealisasai. Sedangkan untuk tahun 2018 ini targetnya harus selesai 7 juta sertifikat tanah, sedangkan di tahun 2019 harus selesai 9 juta.  “Karena target kita tahun 2020 semua tanah sudah tersertifikat,” tandasnya.

Jokowi menambahkan, dari seluruh daerah sebagian besar terjadi kasus sengketa tanah. Baik itu antara masyarkat dengan pemerintah, masyarkat dengan pengusaha dan masyarakat dengan masyarkat. “Ini yang harus kita tuntaskan,” tandasnya. Seharusnya di Indonesia sudah ada 126 juta sertifikat tanah. Namun saat ini baru 51 juta. “Untuk itu saya genjot bapak menterti dengan target dari tahun 2017, 2018 dan 2019,” tandas Presiden Ketujuh ini. RRBNC  
 


TAGS :

Komentar