Uang Iuran Warga Untuk Ngaben Massal Digasak Maling

  • 10 Juli 2018
  • 00:08 WITA
  • News
Balitopnews.com, TABANAN 
Uang iuran warga  adat di Desa Pakraman Bonian, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan  sebesar Rp 60 Juta digasak maling. 
 
Uang yang rencananya digunakan untuk upacara ngaben massal itu  dicuri pelaku dari rumah Bendahara Adat Desa Pakraman Bonian, I Gusti Made Muliana di Banjar Bonian, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan  Senin ( 9 Juli 2018 ). Selain uang milik adat, uang pensiunan milik ayah korban sebesar Rp 8 Juta juga digasak. Total uang yang berhasil dicuri pelaku  Rp 68 Juta. 
 
Kapolsek Selemadeg Kompol I Nyoman Sukadana , Selasa ( 10 Juli 2018) membenarkan aksi pencurian di rumah korban I Gusti Made Muliana. Hingga saat ini pelaku masih dalam penyelidikan pihaknya. "Sabar ya masih lidik," ujar Kompol Sukanada.
 
Sementara itu informasi pencurian ini diketahui pada Senin (9/7) siang sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu rumah I Gusti Made Muliana ( korban )   dalam keadaan sepi pintu sudah dalam keadaan terkunci. Ditinggal ngayah oleh korban ke tetangga dan tinggal ke sawah oleh orang tuanya. 
 
Usai ngayah korban pulang dan sampai di rumah korban Muliana merasa curiga dan tidak beres ketika masuk ke kamarnya. Ia pun membuka pintu almari kamarnya didapati uang sebesar 60 juta telah raib. Uang itu milik adat. Sementara itu uang Rp 8 juta dari gajih ke 13 orang tua korban juga berhasil dibawa kabur pencuri. Sehingga total ada Rp 68 juta uang diambil pencuri. 
 
Perbekel Desa Antap, I Ketut Wastika menjelaskan kejadian itu diperkirakan siang hari ketika rumah korban dalam keadaan sepi. Pelaku diperkirakan masuk lewat jendela, kemudian saat mengambil uang tersebut dengan kunci yang letaknya sudah diketahui pelaku di bawah telapak meja ruang tamu korban. "Itu yang dicuri uang adat, uang urunan untuk ngaben masal dan uang pensiunan orang tuanya," terang Wastika.
 
Menurut Wastika uang urunan krama dengan uang adat dan uang pensiunan diletakkan berbeda. Jika uang pensiunan dengan gaji ketiga belas ayah korban sebesar Rp 8 juta diletakkan berdekatan dengan tempat kunci. 
 
 
Ia juga menjelaskan, uang urunan krama sebesar Rp 60 juta rencananya akan dibayarkan untuk membeli upakara. Sehingga tanggung disimpan di LPD karena segera difungsikan. "Menurut informasi warga yang sudah bayar uang urunan tersebut baru 4 orang dengan jumlah berbeda-beda," jelasnya. 
 
Peristiwa ini pun sudah dilaporkan ke pihak Polsek Selemadeg oleh warga dengan harapan agar segera terungkap karena uang ini adalah milik krama yang sudah susah payah dikumpulkan untuk upacara ngaben. "Rumah Bendahara ini sebenarnya sudah tiga kali kemalingan, pertama beras, kedua uang sebesar Rp 1 juta, dan ketiga kejadian ini," ungkap Wastika. 
 
Bahkan ia pun mengintruksikan jika pelaku tertangkap oleh warga disarankan langsung memberikan pelajaran. Sebab warga sudah merasa jengkel karena pencurian juga terjadi sekitar dua minggu lalu dirumah Jero Mangku Puseh Desa Pakraman Soka masuk wilayah Banjar Soka Kelod, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg. Uang sebesar Rp 20 juta dan emas bali seberat 70 gram juga digondol maling. Dimana pelaku diperkirakan masuk lewat jendela yang dicongkel saat rumah dalam keadaan sepi ditinggal ngayah oleh korban. "Pelaku juga belum tertangkap,"  jelasnya.  Ia berharap dua kasus pencurian yang terjadi di desannya segera bisa diungkap oleh pihak kepolisian. ( Balitopnews.com / made donny ) 

TAGS :

Komentar