Putri Koster : FIB UNUD Pioner Bangkitnya Kesenian di Pulau Dewata

  • 02 Desember 2018
  • 08:39 WITA
  • News
Balitopnews.com, DENPASAR 
Keberadaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana berperan penting dalam upaya pelestarian budaya. “Fakultas ini sebagai pioneer bangkitnya kesenian di Pulau Dewata,” jelas Putri Suastini Koster saat menjadi narasumber pada Dialog Budaya Nala Cintya Mani yang digelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, di Aula Widya Sabha Mandala FIB Unud,  Sabtu (1 Desember 2018). 
 
Putri Koster berharap kedepan peran tersebut dapat terus ditingkatkan agar mampu mencetak sumber daya manusia  yang berada di garda terdepan dalam pelestarian seni dan budaya. Pada kesempatan itu ia juga mengajak generasi muda untuk menumbuhkan semangat totalitas. Dalam artian, generasi muda  diingatkan untuk tidak setengah hati ketika ingin terjun atau menekuni suatu bidang. Menurutnya, kunci sukses itu adalah totalitas. “Adik-adik yang saat ini kuliah di Fakultas Sastra, ayo asah kemampuan menulis, apapun itu bentuknya, bisa puisi atau tulisan lainnya. Jangan sampai, anak sastra tak bisa menulis,” ujarnya. Pun demikian halnya dengan anak Sastra Bali yang diharapkan jeli menangkap peluang terkait kebijakan pemerintah dalam pemertahanan Bahasa Bali. “Pemerintah sudah membuat regulasi, ini kesempatan untuk anak Sastra Bali. Buat kegiatan kreatif seperti lomba menulis sastra di atas lontar atau buka kursus Bahasa Bali. Ini peluang bagi adik-adik,” imbuhnya.
 
Kehadiran Putri Koster juga mampu menghipnotis peserta Dialog Budaya ketika ia tampil membawakan Puisi ‘Sumpah Kumbakarna’ dengan penuh penghayatan dan  teknik vokalisasi yang mumpuni. Ia sangat menyukai puisi karya penyair Dhenok Kristianti itu karena makna filosofinya begitu mendalam. “Puisi Sumpah Kumbakarna memiliki makna mendalam, yang mengingatkan siapa saja untuk mencintai dan membela negaranya tanpa syarat. Inilah yang dilakukan tokoh Kumbakarna, bahwa meski dirinya tidak suka dengan perbuatan kakaknya, Rahwana, yang menculik Dewi Sinta, namun ketika Kerajaan Alengka diserbu pasukan Sri Rama, maka dengan langkah kesatria, Kumbakarna pun pasang badan untuk membela negaranya,” ujarnya usai membawakan puisi. Ia berharap makna tersebut dapat ditangkap oleh generasi muda untuk terus menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air.
 
Selain Putri Koster, Dialog Budaya juga menampilkan dua narasumber lain yaitu Koordinator Prodi S2 Kajian Budaya FIB UNUD Prof. Dr. I Nyoman Suarka,M.Hum dan Dr. Komang Indra Wirawan. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan cenderamata kepada narasumber. (AMO BALI ) 

TAGS :

Komentar