Kontes Tatto HUT ke-2 IMB Diikuti 73 Seniman

  • 11 Februari 2019
  • 08:52 WITA
  • News
Balitopnews.com, Tabanan 
Kontes Tatto dalam rangka HUT ke-2 IMB ( Ikatan Matic Bali ) yang digelar di Wantilan Monumen Taman Pujaan Bangsa  Margarana, Minggu ( 10 Pebruari 2019 ) diikuti sebanyak 
73 peserta.
 
Ketua Panitia Kontes Tatto, Ni Putu Astridayanti mengatakan  kontes tatto yang digelar kali ini dalam rangka ulang tahun Ikatan Matic Bali (IMB), yang diikuti sebanyak 73 peserta dari seluruh Bali. Katagori yang diambil dalam kontes tatto kali ini adalah black and grey dan colour. Sedangkan untuk yang dinilai adalah nilai seninya, arsirannya, dan garis simetrisnya. Untuk Dewan juri sendiri mendatangkan empat petatto yang sudah terkenal di Bali dan satu orang dari panitia. "Dimana untuk juara nanti akan berhak atas piala, piagam dan medali, semua artis dan seniman akan tampil kedepan untuk dinilai oleh dewan juri," ungkap astrid. 
 
Astrid menambahkan, tatto untuk saat ini sudah berbeda konotasinya dengan jaman dahulu. Dimana untuk saat ini tatto merupakan karya seni yang dituangkan dalam tubuh. Bahkan saat ini tatto sudah banyak diminati oleh kalangan kaum hawa. "Kalau dahulu tatto sangat identik dengan kriminal, namun untuk saat ini tatto adalah karya seni. Dimana banyak seniman yang menuangkan ide dan imaginasinya dalam bentuk tatto. Jadi tatto adalah sebuah karya seni yang dituangkan di tubuh," tambahnya. 
 
Menurut Astrid, seniman tatto saat ini sudah berkembang pesat di Bali, bahkan sudah banyak seniman tatto yang buka di Desa. Kalau dahulu tempat tatto hanya ditemukan di kota saja, namun saat sudah merambah sampai ke desa. Yang membedaan adalah harga tattonya, kalau jasa tatto di kota harganya lumayan mahal, bahkan nilainya ada yang menghitung durasi lamanya mentatto dan juga dihitung persenti meter luas tatto. Sedangkan untuk tempat tatto di Desa kebanyakan harganya masih terjangkau, hal tersebut dipengaruhi tempat. Karena kalau buka dengan harga mahal maka untuk mendapatkan pelanggan akan susah, karena dalam hal ini kebanyakan pelanggan dari kalangan menengah ke bawah. "Saat ini seniman tatto sangat berkembang pesat. Banyak seniman tatto yang sudah punya keahlian dengan membeli peralatan tatto mereka buka galery di Desa. Jadi yang membedakan seniman tatto di Desa dengan kota adalah di harga, kalau di desa masih menggunakan harga teman, sedangkan kalau di kota mereka punya tarif tersendiri, apalagi pelanggannya bule pasti harganya beda," jelasnya. 
 
Sementara itu salah satu model tatto, Ocha (24) asal Ubud, Gianyar, menggungkapkan kalau dirinya menekuni dunia tatto semenjak masih duduk di bangku SMA. Menurut Ocha, tatto merupakan sebuah karya seni, bukan identik dengan kriminal yang dinilai masyarakat pada jaman terdahulu. Namun saat ini banyak perempuan seperti dirinya menyukai dunia tatto, karena dengan tatto seseorang berkreasi untuk menuangkan segala imaginasi dan karya seninya melalui media tubuh. "Kalau tatto saat ini sudah lumbrah. Tatto itu adalah karya seni bukan kriminal. Jadi dengan tatto kita bisa menunjukan karya seni yang medianya tubuh. Dalam hal ini yang membedakan dengan seni yang lain adalah medianya," ungkap Ocha. 
 
Sementara itu Ketua Panitia Hut IMB, Kadek Edi Setiawan mengungkapkan, selain digelar kontes tatto juga dtampilkan free style, yang dilakukan oleh anggota IMB. Dimana dalam kegiatan ini juga bekerjasama dengan Polsek Marga, dimana nanti dari pihak Kepolisian akan memberikan arahan bagaimana melakukakan free style yang benar, serta memberikan pegetahuan tentang larangan mengendari motor bagi pengendara dibawah umur di jalan raya. "Untuk free style nanti ada 8 kendaraan yang akan tampil. Sedangkan untuk pameran IMB ada 300 orang yang mengikuti dari seluruh Bali. Acara ini bertujuan, untuk menghilangkan kesan negatif dari club motor kami sehingga kami membuat acara ini yang diisi dengan pameran serta memperkenalkan safety riding dalam berkendara di jalan raya," ungkapnya.  (Balitopnews.com / Made Donny ) 

TAGS :

Komentar