Luh Swalini: Perempuan Harus Berani Bersuara

  • 23 Februari 2019
  • 10:43 WITA
  • News
Tokoh Perempuan Br. Abian Timbul, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Luh Swalini (Bobo) (Foto : Balitopnews.com)

Balitopnews.com, Denpasar - Perempuan dalam masyarakat timur seringkali diposisikan lebih inferior (lebih rendah) dibandingkan dengan laki-laki. Sehingga, banyak hal-hal yang dianggap tidak pantas atau tidak boleh dilakukan oleh seorang perempuan.

Perempuan, akibat anggapan ini, bahkan sering kali menjadi korban kekerasan baik di keluarga maupun di masyarakat. Dan kaum perempuan juga tidak mendapatkan kesempatan yang sama di bidang ekonomi, sosial, maupun politik.

Terkait hal ini, salah satu tokoh perempuan dari Banjar Abian Timbul, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Luh Swalini mengatakan meskipun hari ini telah ada emansipasi perempuan, namu kesetaraan antara perempuan dan laki-laki masih perlu diperjuangkan secara ekstra oleh kaum perempuan itu sendiri.

Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dapil Denpasar Barat, No. Urut 2 ini mengatakan perempuan harus bisa mandiri, hari ini harus lebih berani bersuara.

“saya ingin di Bali ini ada kesamaan gender, antara laki-laki dan perempuan benar-benar memiliki kesamaan hak dan kewajiban,” ungkap perempuan yang akrab dipanggil dengan nama Bobo ini, saat ditemui di Denpasar, Sabtu 23 Februari 2019.

Dirinya menilai, keterwakilan perempuan yang ada di kursi parlemen, khususnya DPRD Kota Denpasar masih sangat minim sekali. Sehingga nasib dan aspirasi kaum perempuan itu masih belum maksimal diperjuangkan.

“Dari dulu jarang sekali dari daerah saya ada yang mewakili perempuan, jarang kalau tidak boleh dikatakan tidak ada, yang bersuara untuk memperjuangkan hak-hak dan nasib perempuan,” ujarnya.

“Dan saya ingin memperjuangkan ini, selama ini, di kursi legislatif Kota Denpasar juga hanya satu orang yang mewakili perempuan, menurut saya ini kurang representatif,” tutupnya. (nai)


TAGS :

Komentar