Hadir untuk Memohon Kemakmuran, Ribuan Umat Hindu Padati Pura Sri Rambut Sedana

  • 24 April 2019
  • 15:00 WITA
  • News

Wagub Bali, Cok Ace saat sembahyang di Pura Sri Rambut Sedana (Foto: Adhi/ Balitopnews.com)

 

Balitopnews.com, Tabanan - Pelaksanaan puncak upacara pujawali piodalan di Pura Sri Rambut Sedana, Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Rabu 24 April 2019 dipadati ribuan masyarakat Bali dari berbagai daerah yang ingin tangkil. Rangkaian kendaraan roda empat dan sepeda motor pun ramai berbaris bergiliran memasuki area pura.

 

Para pemedek yang nangkil tidak hanya individu krama Hindu Bali, melainkan juga ada yang berasal dari lembaga keuangan seperti para pengurus LPD, koperasi, perbankan dan sebagainya, karena pura ini diyakini sumbernya merta, atau sumber dari segala sumber kehidupan sehingga dikenal dengan Pura Sri Rambut Sedana yang artinya pemberi kemakmuran.

 

Hal tersebut dijelaskan oleh Jro Mangku Gede Pura Sri Rambut Sedana saat ditemui di sela-sela pelaksanaan upacara piodalan, Rabu (24/4).

 

Jika ditilik secara etimologi, Sri Rambut Sedana memiliki makna, Sri artinya kecantikan, kemakmuran, kesuburan atau kemulian dan kecantikan. Sedangkan Sedana dapat diartikan sebagai memberi atau pemberi, sehingga Ida Betara Sri Sedana dapat diterjemahkan sebagai beliau pemberi kesejahteraan, kesuburan dan kemakmuran.

 

Jero Mangku Gede Pura Sri Rambut Sedana, I Nengah Sukra mengatakan sudah sejah 7 hari menjelang piodalan, pemedek sudah mulai ramai berdatangan, dan memang di puncaknya hari ini yang paling padat.

 

Setelah puncak upacara pujawali ini, masyarakat yang ingin tangkil dalam momen piodalan ini masih bisa sampai 3 hari kedepan sebelum upacara penutupan.

 

“Pendek yang datang tangkil dari seluruh bali, sejak beberapa hari yang lalu sudah mulai ramai, dan hari ini puncak ramainya seperti ini, bahkan sampai malam, sampai jam 1 malam masih ada yang tangkil,” paparnya.

 

Jro Mangku Gede, Pura Sri Rambut Sedana (tengah) bersama para pengayahnya (Foto: Adhi/ Balitopnews.com)

 

Pada saat itu, nampak hadir pula untuk tangkil Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Wakil Gubernur Bali Cok Ace yang datang kepura ini nampak ikut berbaur nangkil dengan warga masyarakat lainya.

 

Dalam kesempatan singkatnya, Cok Ace mengatakan kepada awak media antusias masyarakat untuk sembahyang ke Pura dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurutnya ini suatu bentuk cerminan kesadaran masyarakat Bali bahwa segala anugrah yang telah didapatkan dan dan dirasakan selama ini tidaklah lepas dari anugrah Ida Betara.

 

“Terbukti dari tahun ke tahun terus meningkat ini mencerminkan kesadaran masyarakat Bali semakin semakin tinggi. Bahwa apa yang kita nikmati selama ini tidaklah lepas dari swecan (pemberian) dari Ida Betara,” ucapnya.

Kembli menurut, Jro Mangku, semua pemedek yang tangkil memiliki permohonan agar usaha ekonomi dan bisnisnya mendapatkan anugrah dari Ida Batara Sri Rambut Sedana sehingga usahanya tersebut berjalan lancar dan sukses.

“Yang paling banyak yang tiyang tampung, para pemedek memohon agar usaha usahanya di bidang mencari kesejahteraan, baik individu maupun kelompok dan lembaga memohon agar usahanya dapat berjalan lancar dan sukses,” jelasnya.

 

“Itu mungkin karena sedana itu menjadi pusatnya pemenuhan segala kebutuhan, apapun yang menjadi kebutuhan apabila ada sedana-nya maka akan bisa mudah pemenuhannya,” imbuhnya.

 

Pura Sri Rambut Sedana ini, menurut Jro Mangku sudah mulai dikenal meluas oleh masyarakat Bali sejak  tahun 1970. Hingga saat menurutnya banyak pemedek yang sering tangkil ke pura tersebut mengaku mendapatkan kelancaran dan keberhasilan dalam usahanya yang ia yakini berkat anugrah dari Ida Betara Sri Ramubut Sedana.

 

“Selama ini, banyak pengakuan dari para pemedek yang sering tangkil bahwa usahanya berjalan lancar dan sukses, sehingga banyak yang kemudian menghaturkan sumbangan sumbangan baik pada saat pelaksanaan upacara seperti ini maupun untuk renovasi dan perawatan pura,” tuturnya.

 

Jro Mangku Gede I Nengah Sukra Sendiri telah menjadi pemangku Pura Sri Rambut Sedana sejak tahun 1974 hingga hari ini. Untuk kedepannya beliau berharap kedepannya akan semakin banyak pemedek yang dapat dilayani tangkil ke pura ini. Yang saat ini menjadi kendala menurutnya adalah akses jalan masuk ke area pura yang sempit. Hal tersebut membuat masyarakat harus mengantri panjang untuk bisa masuk ke area pura.

 

“Harapan saya melihat pemedek setiap hari saya layani, apalagi saat piodalan seperti ini banyak sekali kendalanya terutama jalan yang kecil sehingga tidak bisa menampung, dan juga lahan parkir yang tidak memadai,” harapnya.

 

“Saya berharap ada perhatian nantinya dari pemerintah untuk bisa mengadakan perluasan jalan ini, agar semakin banyak pemedek yang bisa tangkil dan terlayani, sehingga dengan semakin banyak masyarakat yang tangkil dan memohon kesejahteraan dan kemakmuran menjadikan gumi Bali kita menjadi semakin sejahtera, makmur, dan tentram,” ujarnya.

 

Pura Khayangan Sri Rambut Sedana merupakan pura Khayangan Jagat  yang keseharianya diempon 31 kepala keluarga (KK) . Pura ini merupakan Pura Warisan turun temurun dari desa Pakraman Jati Luwih. Namun pada saat Pujawali yang ikut ngayah menjadi pelaksana selain dari Desa Jatiluwih,  juga dari sekitar kecamatan Penebel. (Adhi)


TAGS :

Komentar