BBTF Diharapkan Dapat Menjadi "Benchmark" Penyelenggaraan Event Travel Market

  • 27 Juni 2019
  • 02:40 WITA
  • News
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani (dua kiri) dan Ketua BBTF ke-6, I Ketut Ardana (kanan) usai memberi keterangan pers pelaksanaan BBTF ke-6 di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Rabu (26/6).

Balitopnews.com, Nusa Dua - Penyelenggaraan pameran wisata, Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) menjadi pertemuan bisnis pelaku wisata terbesar yang diselenggarakan di Indonesia. Kedepannya BBTF ini diharapkan dapat menjadi Benchmark bagi asosiasi pelaku bisnis wisata dalam menyelenggarakan kegiatan yang sama.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, dalam siaran pers pelaksanaan BBTF ke-6 di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Rabu (26/6).

"Kami sangat mendukung penyelenggaraan BBTF ini, karena kami ingin Indonesia menjadi Benchmark bagi asosiasi-asosiasi lain yang menyelenggarakan event yang sama," ujar Rizky Handayani yang akrab dipanggil dengan nama Kiky itu.

Selain itu, Kiky juga mengatakan pihak Kemenpar sangat mengapresiasi isu terkait keberlangsungan kepariwisataan maupun isu lingkungan yang diangkat dalam penyelenggaraan BBTF ke-6 ini. Karena kelestarian lingkungan dan wisata yang berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting.

“Banyak isu tentang sustainable terkait lingkungan, plastik, ataupun pantai di Bali. Hal ini memiliki keterhubungan untuk mengurangi sampah plastik dan adanya sebuah kampanye lingkungan,” jelas Kiky.

Kiky juga mengapresiasi kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan mengeluarkan Pergub 97/2018 sebagai bentuk upaya membebaskan Bali dari sampah plastik. Kiky mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya para pelaku usaha pariwisata untuk bersama-sama pendukung pelaksanaan kebijakan tersebut.

Sementara itu, Ketua BBTF ke-6, I Ketut Ardana yang juga Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), dalam keterangan pers tersebut menjelaskan ada sebanyak 230 seller dari 19 provinsi Indonesia, dan sebanyak 303 buyers yang berasal dari 46 negara di dunia yang ikut dalam event ini.

"Kita bisa menampilkan banyak tentang Indonesia kepada para buyers yang pada BBTF kali ini ada 303 buyers yang hadir, dan banyak buyers yang baru, mereka berasal dari 46 negara diantaranya dari negara-negara di Eropa Barat, Eropa Timur, Timur Tengah dan Negara-negara di Asia," paparnya.

BBTF kali ini, kata Ketut Ardana mengambil tema ‘Journey to Sustainable Tourism’. Tema ini diangkat karena dirasa hari ini isu tentang wisata yang berkelanjutan menjadi isu yang penting untuk disikapi, terutama oleh para pelaku bisnis pariwisata itu sendiri.

"Mengapa Tema ini, sebagai destinasi wisata, kita harus memiliki segala sesuatunya yg sustainable (berkelanjutan). Selain itu, produk yg ditampilkan dalam BBTF ini harus yg sustainable baik untuk orangnya, maupun lingkungan dan kulturnya," tuturnya.

BBTF sendiri merupakan event tahunan yang dikelola oleh Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Indonesia dan tuan rumah pendamping Kabupaten Badung.

Acara tahunan ini dipimpin 9 anggota komite dan didukung oleh anggota ASITA lainnya, sektor publik dan pemerintah untuk mempromosikan dan memfasilitasi bisnis dan pengembangan pariwisata. Anggota ASITA BALI terdiri dari 403 biro perjalanan. (Adhy)


TAGS :

Komentar