Endek dan Songket, Perlu Inovasi Agar Dapat Bersaing di Pasar Bebas

  • 06 Juli 2019
  • 00:48 WITA
  • News

Ny. Putri Suastini Koster saat menerima audiensi pengurus Bussiness Export Development Organization (BEDO) di Rumah Dinas Jayasabha Denpasar, Jumat (5/7) Foto: Istimewa 

Balitopnews.com, Denpasar - Sebagai warisan leluhur, istri Gubernur Bali Ny. Putri Suastini Koster mengatakan kain endek dan songket perlu terus dikembangkan dan dilakukan inovasi khusunya dalam hal corak dan desain tampilannya, namun tetap, tanpa harus menghilangkan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, Bunda Putri pangglan akrabnya, mengatakan kain tenun dan songket dalam perannya sebagai barang dagangan akan mampu bersaing di pasaran bebas. Hal tersebut terungkap saat Bunda Putri menerima audiensi pengurus Bussiness Export Development Organization (BEDO) di Rumah Dinas Jayasabha Denpasar, Jumat (5-7-2019). 

"Saya sangat ingin para designer kita yang ada di Bali bersama-sama menghilangkan kesan kuno terhadap kain tenun ini, terutama dari persepsi kaum milenial. Untuk itu perlu adanya inovasi design modern pada aplikasi kain tenun, misalnya saja kain tenun dijadikan baju yang memiliki model modern hingga kemudian digemari anak muda," ujarnya.

Selain itu, karena keberadaan kain tenun ini sebagai salah satu unsur budaya warisan leluhur orang Bali secara turun-temurun, keberadaanya butuh perlindungan agar tetap lestari di tengah-tengah masyarakat. 

Menurut dia, agar kain tenun yang merupakan warisan luluhur ini tidak punah, apalagi kemudian diakui atau diklaim milik negara lain, maka diperlukan usaha bersama untuk menjaga dan melestarikannya. 

"Leluhur kita telah menjadikan seni menenun sebagai media penyalur pengetahuan dan budaya lintas generasi. Benda peninggalan leluhur seperti ini membutuhkan pelindungan dari semua pihak agar keberadaan tetap lestari," ujarnya seniman yang multitelenta itu.

Terkait itu, Ketua Dekranasda Provinsi Bali tersebut berharap, melalui organisasi seperti BEDO yang memiliki misi mewadahi IKM di Bali, dapat turut membantu pemerintah dalam hal ini.

"Saya juga ingin organiasasi seperti BEDO ini ikut melestarikan dan fokus pada upaya mendorong para desainer, pengusaha dan perajin agar lebih kreatif dan mandiri dalam mengembangkan usahanya, sehingga usaha dalam menggairahkan tenun dari hulu ke hilir dapat terlaksana dengan baik," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua BEDO, Dwi Iskandar mengatakan bahwa organisasinya memiliki fungsi dalam membina para IKM yang ada di Bali untuk dapat berkembang secara mandiri. Di samping itu, BEDO juga bertugas membantu pemerintah menjaga harkat martabat bangsa dengan ikut melestarikan warisan budaya bangsa agar tetap kuat dan terhormat, sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

Menanggapi harapan Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Dwi Iskandar menyebutkan, pihaknya berjanji akan terus mengangkat kembali gaya berbusana warisan leluhur dengan membiasakan diri mengekanan busana berkain kesehariannya dalam berbagai kegiatan, terutama dalam menarik minat generasi milenial di tengah maraknya fashion global saat ini. (Balitopnews.com/ AMO-Bali/Adhy)


TAGS :

Komentar