Teh Rosela Makin Diburu Penggemar, Petani Rosela Sumringah

  • 04 September 2021
  • 13:09 WITA
  • News
Lahan kebun rosela di Desa Kesiman Kertalangu Denpasar

DENPASAR, Balitopnews.com - Menanam rosela kini makin menjanjikan bagi petani. Rosela saat ini semakin dikenal oleh para pemburu teh. Bahkan di beberapa cafe banyak yang menyediakan teh rosela ini.


Seorang petani asal Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Made Tanu mengatakan di lahan yang ia sewa, dirinya menanam rosela, selain menanam padi dan jagung.

Made Tanu awalnya ingin menanami lahan yang disewanya dengan ubi kayu dan sereh.

Namun, seorang WNA Italia yang kebetulan jalan-jalan di sawah tersebut menawarkan dirinya untuk menanam rosela.


Ia pun menyanggupi setelah WNA yang sudah tinggal lama di Bali ini menjanjikan akan membantu memasarkannya.


"Sejak 20 Februari 2021 saya mulai menanam rosela selain menanam padi dan jagung," ucapnya, Sabtu (4 September 2021).


Ia menuturkan, dirinya menanam rosela di lahan seluas 70 meter persegi, hasilnya ia dapat memanen kelopak buah rosela sebanyak 17 kali dan mendapat Rp 3.2 juta.


Menurutnya masa panen rosela ini singkat yakni hanya 9 minggu dari mulai dibibit.
Saat ini ia sudah menanam rosela pada lahan seluas 12 are.


Untuk sekali panen,  ia bisa mengantongi Rp 600 ribu per minggu untuk rosela basah. Sementara harga rosela basah sebesar Rp 10 ribu per kilo gram. Sedangkan untuk rosela kering dirinya menjual Rp 60 - 90 ribu per kilo gram.


"Rosela kering digunakan sebagai teh, kosmetik, selai, sirup dan bisa dirujak. Bagus juga untuk kesehatan," sebutnya.


Tanu menambahkan dalam sekali panen, ia bisa mendapat 3 sak kelopak buah rosela basah. Untuk satu sak setara dengan 25 kilogram.

Hingga saat ini sudah ada 7 petani rosela di wilayah Kesiman Kertalangu dan dirinya merupakan petani pertama yang menanam rosela di wilayah tersebut. Menurutnya  menanam rosela lebih menjanjikan daripada padi maupun jagung.


"Padi 4 bulan untuk satu are dapat Rp 250 hingga  270 ribu satu kali panen. Kalau rosela bisa dipanen beberapa kali dan sekali panen dapat Rp 250 ribu," katanya.


Ia juga menambahkan saat ini memang ada sedikit permasalahan terkait pembelian rosela basah karena adanya PPKM.


"Karena PPKM jadi kesulitan pendistribusian rosela basah, sehingga diminta yang kering.
Sehingga saya mengeringkan rosela ini terlebih dahulu sebelum diambil pengepul," imbuhnya.


Selain dijual, Made Tanu juga berkreasi dengan memproduksi sirup rosela dan dijual 
Rp 20 ribu untuk satu botol sirup.(gix)


TAGS :

Komentar