Gema Perdamaian 2018, Membangun Konsep Damai dari Perspektif Pengusaha

  • 19 September 2018
  • 17:35 WITA
  • News

Panitia pelaksana bersama perwakilan dari HIPMI dan IWAPI saat memberikan keterangan pers terkait pelaksanaan acara Gema Perdamaian 2018 (Foto: Balitopnews.com)

 

Balitopnews.com, Denpasar - Komunitas Gema Perdamaian kembali mengadakan acara untuk mengkampanyekan pentingnya mengupayakan hidup rukun dan damai. Salah satu rangkaian dari acara ini, Komunitas Gema Perdamaian akan menyelenggarakan sarasehan dengan tema "Damai Pengusaha Bali". Kegiatan ini akan digelar tanggal 21 September 2018, di Gong Perdamaian Dunia, Kertalangu, Denpasar.

 

Ketua panitia, Kadek Adnyana menjelaskan Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat menyadari pentingnya hidup damai dan mengupayakan bersama-sama perdamaian untuk Bali, NKRI, dan untuk Dunia. Khusunya di dalam dunia usaha.

 

Untuk itu Gema Perdamaian tahun 2018, yang merupakan kegiatan yang XVI ini melibatkan pengusaha yang ada di Bali, khususnya yang terhimpun dalam organisasi HIPMI Bali, IWAPI Bali, dan BKOW. 

 

“Tanpa adanya suasana yang damai atau aman tentu usaha apapun tidak dapat berjalan lancar, untuk itu kali ini kita ingin membangun konsep perdamaian dari perspektif pengusaha,” terangnya dalam jumpa pers di sekretariat IWAPI Bali, Jl. Setiyaki No. 9 Dangin Puri Kauh Denpasar, Rabu 19 September 2018.

 

Pada kesempatan tersebut hadir pula perwakilan dari IWAPI, Dr. AAA Tini Rusmini Gorda, SH., MM., MH., dan HIPMI Bali, Agus Ega Indra Jaya.

 

Ketua HIPMI Bali, yang diwakili oleh Agus Ega Indra Jaya mengatakan damai itu sangatlah penting, damai artinya stabilitas. "Tanpa ada ini (stabilitas, red) pengusaha apapun pasti akan kesulitan menjalankan usahanya. Menjaga harga artinya menjaga perdamaian itu sendiri. Dengan harga yang terjaga juga akan menguntungkan kita sendiri, begitupun sebaliknya," paparnya.

 

"Konsep damai yang dihasilkan dari sarasehan nanti akan menjadi rekomendasi yang diharapkan menjadi pengetahuan berasama kami dan menjadi wawasan kami sebagai pengusaha," imbuhnya.

 

Sementara itu, Ketua IWAPI Dr. AAA Tini Rusmini Gorda, SH., MM., MH., menjelaskan Sarasehan ini bertujuan untuk menyebarkan cinta kasih dan perdamaian kepada seluruh lapisan masyarakat melalui dunia usaha.

 

“Bicara Damai sangat gampang tapi dalam tataran implementasi sangat sulit dilakukan. Namun tema kali ini semakin banyak mengajak komponen masyarakat untuk selalu bicara dan melakukan upaya Damai disetiap tindakan,” jelas Tini Rusmini.

 

Ngurah Wahyu selaku sekertaris panitia yang juga turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan Sarasehan ini merupakan rangkaian dari Gema Perdamaian 2018.

 

Puncak acaranya di tanggal 6 Oktober 2018 akan diisi dengan performance etnis dan ditutup dengan do’a bersama, yang rencananya akan diikuti oleh ribuan orang dari lintas agama yang akan dilaksanakan di lapangan Bajra Sandi, Renon, Denpasar.

 

"kita undang seluruh perwakilan etnis yang ada di Bali, mereka akan memberikan pertunjukan etnis masing-masing sebagai bentuk kita merayakan dan menghargai kebhinekaan yang kita miliki, kemudian puncaknya akan diakhiri dengan do'a bersama," paparnya.

 

Gema perdamaian sendiri, menurut Ngurah Wahyu, telah dimulai sejak tahun 2003 setelah terjadinya bom Bali. Gerakan ini merupakan gerakan rakyat yang menekankan pentingnya membangun hidup yang rukun dan damai. (Adhi)


TAGS :

Komentar