Desa Batur Utara Bersama Paguyuban Widya Swara Gelar Metatah Massal

BALITOPNEWS.COM, BANGLI - Desa Batur Utara bersama Paguyuban Widya Swara menggelar upacara metatah massal, bertempat di kantor balai desa Batur Utara, berlangsung selama dua hari, Minggu dan Senin (16 dan 17 Desember 2018). Upacara metatah massal ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan oleh Desa Batur Utara.

Jero Mekel Batur Utara, I Made Tasdinas menerangkan, selain bertujuan untuk memenuhi kewajiban dalam menunaikan upacara Manusia Yadnya, metatah masal ini bertujuan untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung masyarakat.

Rangkaian prosesi upacaranya dimulai dengan rangkaian upacara Menek Kelih yang dipuput oleh Ida Pandita Mpu dhaksa Yoga Eka Wisesa dari Griya Alas Arum Tegal Wangi Denpasar.

Pada prosesi Menek Kelih ini peserta natab sesayut Tabuh Rah bagi yang perempuan dan sesayut Ngeraja Singa bagi yang laki-laki. Kemudian dilanjutkan dengan acara mekalan-kalan dan ngekeb. Selama prosesi ngekeb ini, peserta metatah tidak boleh keluar dari areal tempat metatah.

Keesokan harinya, tepat dini hari pukul 02.00 WITA dilakukan prosesi Macicipan. Macicipan adalah upacara ngatur piuning di Pura Ulundanu Batur. Upacara ini di awali dengan acara Maped yang dilaksanakan peserta metatah dari Desa Batur Utara menuju Pura Ulundanu Batur.

Prosesi macicipan untuk acara metatah ini hanya ada di Desa Batur. Pelaksanaannya disaksikan oleh Jero Gede Batur, Jero Balean, Jero Penyarikan, pasaksi seperti tokoh masyarakat dan prabekel seluruh Batur.

Acara ini juga bermaksud untuk memberitahukan kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat dan memohon restu dan anugrah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa akan dilaksanakan acara metatah sinarengan ini.

Dan, setelah peserta kembali berkumpul di Balai desa, selanjutnya dilakukan prosesi ngerajah, sungkeman, dan metatah

Sementara itu, Pinandita I Wayan Dodi Ariyanta dari Paguyuban Widya Swara mengatakan pelaksanaan upacara metatah ini merupakan untuk yang kesekian kalinya bagi Paguyuban Widya Swara, pada kesempatan ini bekerjasama dengan desa Batur Utara yang mana pelaksanaannya tetap mengacu kepada metatah yang higienis. 

“Pelaksanaannya sama seperti sebelumnya gigi dipotong kurang dari 2 milimeter untuk menghindari kerusakan enamel gigi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari.  Begitu pula sangging dari Paguyuban Widya Swara dalam pelaksanaannya menggunakan masker dan slop tangan guna menghindari penularan kuman dari sangging ke peserta demikianpula sebaliknya,” paparnya.

“Dalam pelaksanaan ini satu peserta satu kikir, sehingga penularan kuman seperti hepatitis, TBC, HIV, Herpes dan ribuan kuman lain dapat dihindari.  Karena pesertanya ratusan, maka aspek kesehatan harus kita perhatikan namun tidak meninggalkan tradisi setempat,” imbuhnya.

Upacara ini juga dihadiri oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda dari griya mumbul Sari Serongga Gianyar. Pada kesempatan ini, Ida memberikan Dharma Wacana tentang filsafat metatah bagi peserta.  Ida menyampaikan bahwa kawasan Batur yang dikenal sebagai daerah dingin dengan tradisi bali mula adalah sebagai pemuda Surya, berbeda dengan daerah Bali pada umumnya sebagai penganut Siwa Sidhanta. 

“Surya identik dengan kehangatan, dimana di daerah Batur yang dingin, hangat sebagai sesuatu yang langka,” ucap Ida.

Pada prosesi akhir upacara ini dilaksanakan upacara Pawintenan Saraswati dan Pajayan-jayan. Dan, yang unik pada akhir upacara ini menggunakan tebasan agung dan raosan dipuput oleh puluhan Jero Balean disertai dengan penyepuhan bagi peserta.

Banten inilah ciri khas Banten metatah ala Desa Batur, berbeda dengan daerah lainnya yang menggunakan ayaban. Bentuk Banten-nya juga unik, mirip dengan bebangkit tapi masih dibawah ayaban bebangkit.

Ketua panitia I Ketut Wijaya mengatakan peserta yang mengikuti pelaksanaan acara ini sebanyak 126 orang dari seluruh desa di Batur. “Ke depan rencananya akan dilaksanakan setiap tahun guna meringankan beban masyarakat karena selama ini pelaksanaan upacara metatah masih dirasakan berat oleh sebagian masyarakat,” ucapnya. (*/Nyai)


TAGS :

Komentar