Wisnu Tarunajaya: Home Stay Desa Wisata Mampu Dorong Ekonomi Kerakyatan

Balitopnews.com, Tabanan

Guna menggerakan sektor pariwisata di Indonesia, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengembangkan sejumlah desa wisata. Namun hal itu disadari perlu ditunjang oleh akomodasi serta pelayan yang berkualitas. Maka itu, home stay dirasa sebagai solusi tepat, sebab sekaligus mampu berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

Demikian terungkap dalam pelatihan Peningkatan Kapasitas Usaha Bidang Home Stay yang digelar Kementerian Pariwisata di Desa, Marga, Kabupaten Tabanan, dari tanggal 29-30 Agustus 2019.

Dalam kegiatan berlangsung selama dua hari itu, diikuti kurang lebih sekitar 50 pengelola dan pemilik home stay di Kabupaten Tabanan dengan menghadirkan sejumlah narasumber dan udangan.

Pembukaan kegiatan berlangsung pada Kamis (29/8) dilaksankan oleh Kepala Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Ambar Rukmi, dan dilanjutkan sambutan dari Plt Kepala Dinas  Budaya dan Pariwisata Tabanan I Putu Puja Astawa. Tampak hadiri pula Ketua Litbang Bapedal Provinsi Bali Ida Bagus Wiratmaja.

Sementara penutupan acara berlangsung pada Jumat (30/8) dilaksanakan Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya. Kepada awak media ia mengatakan bahwa potensi pasar wisatawan mancanegara terhadap desa wisata  terbilang cukup besar khususnya dari kalangan menial. Umumnya mereka berasal dari negara maju, seperti Australia, Singapura serta negara kawasan Eropa.

"Ini menjadi pengalaman yang istimewa (otentik, red). Wisatawan juga dapat ikut dalam aktivitas kehidupan warga desa setempat. Ini tidak bisa ditemukan di negara atau daerah asalnya," tuturnya.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kemenpar mengembangkan sejumlah desa wisata daerah lain, bukan hanya di Bali yang memang sudah dikenal sebagai tujuan favorit wisata dunia. Antara lain misalnya, Danau Toba, Borubodur, Toba, Toraja dan lainnya.

Menurut dia pengembangan home stay untuk desa wisata dengan memanfaatkan hunian warga, akan mampu berdampak langsung terhadap masyarakat desa. Hal ini selaras dengan tujuan pemerintah dalam mendorong berkembangnya ekonomi kerakyatan.

"Kalau untuk daerah Bali sudah banyak contohnya yang kita tahu. Di Yogya juga ada yang bagus," ujarnya.

Hanya saja kata dia, ke depan agar masing-masing desa wisata yang ada agar mampu berkembang mesti mengubah paradigma lama. Yakni dari kompetisi berubah menjadi kolaborasi membangun sinergisitas antara satu dengan lainnya. "Kalau kompetisi, justru akan timbul iklim persaingan yang tidak sehat, untuk saling meniadakan. Ini yang kami tidak inginkan terjadi," tegasnya.

Selain itu, desa wisata yang ada agar mengembangkan potensi sesuai keunikan masing-masing sebagai keunggulan produk mereka guna menggaet wisatawan. "Kalau semuanya hampir mirip dan sama, kan wisatawan akan jenuh," sebutnya.

Di samping sejumlah aspek lain termasuk yang disebutkan oleh pihaknya, tak kalah penting adalah terkait bagaimana menyiapkan sumber daya manusia (SDM) hadal serta pelayan  dengan standarisasi berkualitas secara profesional. "Di sinilah peran kami untuk mengatasinya," akunya.

Menurutnya, Kemenpar tak hanya membantu terkait peningkatan kualitas SDM dan pelayanan berstandarisasi, juga berperan membantu bidang promosi.

"Kami sudah ada kerjasama dengan perusahaan Google untuk promosi. Mereka siap membantu promosi secara digital termasuk menyiapkan peningkatan kemampuan SDM untuk pelaku home stay di Indonesia. Dan itu gratis," tutupnya. (Balitopnews.com / Amo Bali )


TAGS :

Komentar