Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau Digelar Berdasarkan Pawisik. Ini Tujuannya

  • 23 Januari 2020
  • 23:02 WITA
  • News
I Wayan Arya (tengah) Ketua 1 Karya Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau didampingi Bendesa Adat Wongaya Gede I Ketut Sucipto dan Kabaghumas Seta Tabanan I Ketut Ridia

 

Balitopnews.com, Tabanan - Puncak Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan pada Kamis ( 20-02-2020) digelar berdasarkan pawisik ( wahyu) Ida Bhatara Luhur Batukau. Pawisik itu turun saat pujawali dua tahun lalu di Pura Luhur Batukau. Apa  sejatinya tujuan utama dari Karya Agung Pengurip Gumi ?

I Wayan Arya selaku Ketua 1 Karya  Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau didampingi Bendesa Adat Wongaya Gede I Ketut Sucipto dan Kabaghumas Seta Tabanan I Ketut Ridia, Kamis ( 23 Januari 2020) mengatakan Karya Pengurip Gumi dilakukan berdasarkan pawisik (wahyu) Ida Bhatara Luhur Batukaru.

Dijelaskanya, upacara agung ini digelar dengan tujuan untuk menyucikan kembali isi dunia atau jagat raya yang sebelumnya sudah mengalami berbagai masalah, musibah, penyakit dan lain-lain. “Jadi Karya Pengurip Gumi ini langka, tidak ada jadwal khusus, melainkan digelar berdasarkan pawuwus (wahyu) dari Ida saat pujawali dua tahun lalu di Pura Luhur Batukaru,” jelasnya.

Begitu pula dijelaskan terkait dengan pemelastian yang harus ditempuh dengan jalan kaki. Hal itu juga sesuai dengan pawuwus Ida Bhatara untuk tedun (turun) napak pertiwi dalam rangka menghilangkan leteh atau kebrebehan jagat (Menghilangkan kotor alam semesta) sekaligus untuk membersihkan dan mengembalikan kembali fungsi ibu pertiwi. “Maka dari itulah ada jalur pemelastian turun ke Sungai. Bukan berarti tidak boleh melewati jembatan namun maknanya untuk memberikan amerta kepada air yang selama ini sudah memberikan kehidupan bagi makhluk hidup,” beber Arya.

Dikatakanya, pemelastian yang digelar pada tanggal 29 Januari 2020 mulai pukul 09.00 Wita Berangkat dari Pura Luhur Batukau Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel,  sampai di Pura Luhur Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Dengan berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih 90 Kilometer.

“Jarak yang ditempuh dari berangkat hingga balik kembali kurang lebih 90 Kilometer,” tandasnya. Upacara pemelastian ini akan diikuti ribuan krama, bahkan ada juga  warga Bali yang ada di perantauan seperti di Lampung, Sulawesi menyatakan hadir saat pemelastian ini. Masih menurut Arya  pemelastian akan melewati 18 Desa Adat, dan 3 sungai yakni Tukad Yeh Ho, Tukad Yeh Empas, dan Tukad Yeh Panahan. “Untuk rutenya sama dengan prosesi pemelastian ketika Pujawali Ngenteg Linggih di Pura Luhur Batukau tahun 1993,” tandasnya. Sedangkan waktu yang dibutuhkan empat hari tiga malam. Pada kesempatan itu ia juga memohon maaf  kepada masyarakat Tabanan yang dilintasi prosesi pemelastian Ida Bhatara, karena pada hari hari tersebut akan ada pengalihan arus lalulintas. “Kami memohon maaf  karena akan ada pengalihan lalulintas ketika upacara pemelastian Ida Bhatara Luhur Batukau berlangsung,” tambahnya. Ditambahkanya, pada H-1 pemelastian yakni pada tanggal 28 Januari akan digelar upacara pemercikan tirta pemarisuda di jalur yang akan dilewati prosesi pemelastian Ida Bhatara Luhur Batukau. “ Jalur jalur upacara pemelastian akan kami bersihkan dengan tirta pemarisudha pada tanggal 28 Januari di sore hari,” pungkasnya.

Bendesa Adat Wongaya Gede sekaligus Ketua Harian Karya Pengurip Gumi I Ketut Sicipto mengatakan selaku panitia pihaknya juga meminta untuk seluruh umat sedarma khususnya yang dilalui saat pemelastian ikut membantu dalam membersihkan sampah. Karena tidak menutup kemungkinan para pengiring dengan jumlah yang begitu banyak dipastikan menimbulkan sampah yang tercecer. “Untuk itu kami mohon dengan segala hormat ikut belet bhakti (peduli) terhadap lingkungan. Karena personil dari Batukau saja dipastikan akan kekurangan mengingat pengiring Umat Hindu akan mencapai ribuan,” jelas Sucipto.

Sementara itu Kabag Humas Setda Tabanan I Ketut Ridia mewakili Pemkab Tabanan berharap seluruh masyarakat Tabanan ikut mendoakan agar  Karya Pengurip Gumi berjalan dengan baik, aman dan lancar. “Kami berharap partisipasi semua lapisan masyarakat Tabanan sehingga Karya Agung Pengurip Gumi ini berjalan dengan lancar,” tandas mantan Camat Baturiti ini. ( Balitopnews.com/md)


TAGS :

Komentar