Mensiasati Ngaben Saat Corona Mewabah

  • 22 April 2020
  • 11:04 WITA
  • News

 

DENPASAR, Balitopnews.com - Masyarakat Hindu di Bali memiliki tradisi  upacara pembakaran jenazah untuk warga yang  meninggal dunia. Tradisi tersebut kemudian dikenal dengan istilah ngaben.

Lalu ditengah mewabahnya virus corona atau covid-19 seperti saat ini, bagaimanakah sebaiknya prosesi yadnya yang harus dilakukan? Ikuti sajiannya berikut ini.

Seorang sulinggih dari Griya Kusuma Sebali, Tembau, Denpasar Ida Rsi Bhagawan Smerthi mengatakan meski virus corona sedang mewabah, upacara ngaben sebaiknya tetap digelar.  selama pendemi wabah virus corona. Namun, pelaksanaannya dengan tata cara yang lebih sederhana atau setidaknya dengan proseai makinsan di gni.

Tradisi ini tetap dijalankan dengan tujuan untuk menghalangi kemungkinan semakin meluasnya penyebaran virus corona.

"Virus corona akan mati pada tingkat kepanasan mencapai 100 derajat celcius. Nah dengan diaben atau dengan makingsan di geni, virus yang mungkin ada pada jenasah akan mati karena efek pembakaran, ungkapnya melalui aplikasi WA pribadinya, Rabu (22/4).

Lebih jauh Ida Rsi Bhagawan mengatakan, upacara ngaben ataupun prosesi makingsan di geni semestinya tetap digelar di setra atau kuburan setra adat setempat. 

"Perlu ditegaskan,  upacara ngaben bagi warganya yang meninggal dengan penyebab sakit apapun mesti segera dilaksanakan tidak perlu dengan cara yang mewah. Lakukan dengan yadnya yang sederhana namun sesuai dengan acuan sastra," ingatnya.

Mengingat salah satu cara memutus rantai corona dengan menjaga jarak lanjut Ida Rsi Bhagawan, maka saat digelar ngaben sebaiknya ada beberapa hal yang ditiadakan. Seperti misalnya meniadakan iring-iringan gambelan, tidak ada arak-arakan warga yang membawa jenazah dengan bade dari rumah duka menuju ke kuburan setempat. 

"Dari rumah duka jenazah dibawa ke ke kuburan cukup dengan menggunakan mobil ambulans. Sementara warga yang mengantar langsung datang ke kuburan dan tidak berkumpul di rumah duka seperti biasanya," paparnya.

Ida Rsi Bhagawan juga mengatakan, selama proses pengabenan berlangsung, warga juga diminta untuk tidak berkerumun di area kuburan. Kemudian usai pembakaran jenazah, abu jenazah kemudian dibuang ke laut dengan hanya dilakukan b pihak keluarga saja. *Balitopnews.com/ ngr


TAGS :

Komentar