Tujuh Titik Longsor Terjadi di Tabanan, Satu Unit Rumah Tergerus Hanyut Ke Sungai Panahan

  • 22 Januari 2019
  • 14:28 WITA
  • News
Balitopnews.com, TABANAN 
Tujuh titik longsor terjadi di Kabupaten Tabanan  saat hujan deras yang terjadi sejak Senin malam hingga Selasa pagi ( 22 Januari 2019 ).
 
Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tanah longsor tersebut. Hanya saja kerugian material mencapai ratusan juta rupiah. 
 
Longsor yang terparah terjadi di Perumahan Sandan Sari, Sanggulan,  Kecamatan Kediri. Rumah milik Rahmat semuanya tergerus kemudian jatuh ke dalam sungai Yeh Panahan. Satu unit rumah tersebut tidak tersisa semuanya ambles. Beruntung rumah itu kosong tidak ada penghuni saat longsor terjadi. 
 
Kejadian itu diketahui sekitar pukul 22.00, Senin malam ( 21 Januari 2019).   Bagas, salah seorang saksi menuturkan jika peristiwa itu diawali dengan suara gemuruh yang diikuti oleh ambruknya rumah blok G-41 yang posisinya memang paling pinggir barat dibibir sungai Yeh Panahan. "Awalnya gemuruh, lalu satu rumah ambruk, saya sama keluarga langsung ngeluarin mobil, motor terus ngungsi ke rumah saudara," ujarnya. Ia yang rumahnya bersebelahan meras was was, karena memang rumahnya rawan terkikis air hujan. 
 
Mengantisipasi agar tidak menimbulkan korban jiwa, pihak BPBD Tabanan menghibau agar rumah warga yang berada di sebelah rumah yang ambrol untuk sementara mengungsi. 
 
"Malam saat kejadian, setelah dapat laporan kami langsung turun dan sterilkan lokasi. Ada beberapa rumah yang posisinya rawan sehingga kami minta penghuninya untuk mengungsi sementara," jelas Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika. 
 
Bencana tanah longsor juga menimpa senderan Pura Prajapati Setra Kelod,  Banjar  Dinas Lodalang, Desa Kukuh, Kecamatan Marga. Longsor yang diperkirakan terjadi Senin malam pukul 23.00 Wita tersebut mengakibatkan saluran irigasi Subak senapahan dan jalan dari Banjar Menalun menuju alas Kedaton tertutup tanah. 
 
Longsornya senderan Pura Prajapati itu terjadi sekitar pukul 23.00 yang diawali dengan suara gemuruh. Seperti yang diungkapkan oleh I Made Arya Wikanta. Namun malam itu ia tidak curiga, dan keesokan harinya yakni Selasa pagi ( 22 Januari 2019 ) ia baru mengetaui kalau senderan Pura Prajapati jebol 15 meter  karena longsor.  Diperkirakan kerugian yang diderita mencapai Rp 144 Juta. 
 
 
Longsor juga terjadi di Banjar  Pasekan Belodan Desa Dajan Peken  Kecamatan  Tabanan tepatnya di belakang Kantor PHDI Kabupaten atau dibelakang rumah milik  I Gusti Ngurah Alit Suriawan (65). 
 
Bencana tanah longsor juga terjadi di areal Setra Ganda Mayu Desa Adat Kota Tabanan tepatnya di 
Jln. Paku Data Gang 1 Banjar  Pangkung Desa Delod Peken Tabanan. Akibat longsor tesebut menutup setengah jalan Paku Dara Gang 1, namun masih bisa dilalui. 
 
Di kecamatan Pupuan juga terjadi dua titik longsor. Yakni di Banjar Dinas Angga Sari,  Desa Munduktemu, Kecamatan  Pupuan. Senderan rumah milik I Made  Nofianta ( 38) . Tidak ada korban jiwa dalam longsor senderan dengan kedalaman 4 meter dan lebar 6 meter tersebut. Nmaun kerugian yang diderita mencapai Rp 10 Juta. 
 
Tanah longsor juga terjadi di Desa Sai Kecamatan Pupuan. Bangunan tembok lapangan voli Desa Sai sepanjang 30 meter dan tinggi 3 meter roboh akibat tanah longsor. Kerugian material mencapai Rp 30 juta. 
 
Sementara itu di Kecamatan Penebel juga terjadi longsor tepatnya di Banjar Dinas Darma Kaja, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel.  Tanah milik I Kadek Sutariyana dengan ketinggian 10 meter longsor, kemudian menimpa rumah Oka Adnyana yang  ada di bawahnya. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. Hanya saja 1 pelinggih Tugu milik I Kadek Sutariyana roboh menimpa rumah yang ada dibawahnya. Kerugian material akibat longsor itu mencapai Rp 10 Juta.  Hingga Selasa malam, hujan sedang dan angin masih menimpa sebagian wilayah di Kabupaten Tabanan. ( Balitopnews.com / Made Donny ) 

TAGS :

Komentar