Keunikan Pura Merajapati Banjar Adat Bongan Pala, Lingga Batu Menyerupai Patung Ganesha Distanakan di Pelinggih Utama, Ini Keunikan Lainnya
Rabu, 13 April 2022
TABANAN, Balitopnews.com - Pura Merajapati Banjar Adat Bongan Pala, Desa Adat Tabanan, Desa Dinas Bongan, Kecamatan Tabanan sedang dalam proses restorasi. Dalam rangka perbaikan Pura yang didirikan pada tahun 1972 tersebut, warga Banjar Adat Bongan Pala akan menggelar Karya Ngenteg Linggih pada tanggal 9 Juli 2022 bertepatan dengan Umanis Galungan.
"Pengerjaan perbaikan linggih Ida Sesuwunan yang berstana di Pura Merajapati Banjar Adat Bongan Pala sudah dimulai sejak satu bulan lalu, " jelas Jro Mangku I Wayan Darmawan yang ditemui Rabu (13 April 2022). Jro Mangku I Wayan Darmawan yang merupakan Mangku Bale Banjar Bongan Pala, menambahkan puncak Karya Ngenteg Linggih pada tanggal 9Juli 2022 bertepatan dengan rahina Umanis Galungan mendatang, Karya dipuput oleh Ida Begawan Taman Sekar Gria Jelijih, Selemadeg Timur, Tabanan.
Sementara itu menurut I Nyoman Toya (75) , salah satu saksi yang mengetahui betul sejarah Pura Merajapati Banjar Adat Bongan Pala. Toya menjelaskan Pura tersebut didirikan pada tahun 1972, kala itu Banjar Adat Bongan Pala belum memiliki Pura Merajapati. Pembangunan Pura Merajapati ini juga berdasarkan pawisik yang diterima oleh salah satu warga Banjar Adat Bongan Pala. "Waktu itu salah satu warga kami kelinggihan, kemudian ditindaklanjuti dengan parum Adat jam 12 malam, yang sepakat mendirikan Pura Merajapati," jelasnya. Pada malam itu juga dilaksanakan ritual mesaksi. Karena telah sepakat, kemudian besok paginya masyarakat masyarakat langsung kerja. "Pengerjaan secara gotong royong, dalam waktu 10 hari Pura Merajapati sudah selesai dikerjakan dan langsung upacara Ngenteg Linggih " jelasnya.
Terkait batu yang distanakan di Pelinggih Utama, menurutnya batu tersebut diambil dari sungai yang ada di bawah Pura Merajapati. Salah satu warga yang kelinggihan yakni Wayan Bakri (alm) yang menunjuk batu tersebut. Kemudian batu yang memiliki bobot 75 kg itu diangkat oleh 5 orang. Namun tidak mampu mengangkatnya sampai ke atas. "Karena tidak ada yang berhasil mengangkatnya, Saya kemudian ditinjuk oleh almarhum Wayan Bakri, " kenangnya. Merasa tidak percaya, ia ragu namun diyakinkan oleh Wayan Bakri. " Hanya kamu saja yang bisa mengangkat batu tersebut, " ucapnya menirukan perkataan almarhum Wayan Bakri. Benar saja, setelah dicoba, dia mampu memanggul batu tersebut sampai ke atas dan distanakan di Pelinggih Utama. "Sejak pertama kali Karya Ngenteg Linggih tahun 1972, dilakukan renovasi pada tahun 2002, dan tahun ini 2022 pas 50 tahun kembali digelar Ngenteg Linggih, " tandasnya.
Sedangkan menurut penuturan Wayan Sudarti (59) , adik dari almarhum Wayan Bakri, ketika itu ia sudah kelas 4 SD pada tahun 1972. "Waktu itu kakak saya kelinggihan lebih dari satu bulan, lari ke beji," jelasnya. Dalam keselehan itu kakaknya menegaskan harus ada Pura Merajapati. "Akhirnya Banjar sepakat mendirikan Pura Merajapati, " pungkasnya.
Sementara itu prosesi pengerjaan perbaikan Pura Merajapati Banjar Adat Bongan Pala masih berlangsung. Prosesi peletakan batu setinggi kurang lebih 80 cm tersebut di Pelinggih Utama berjalan dengan lancar. Tampak penglingsir, tokoh tokoh masyarakat Adat Bongan Pala hadir pada kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.00 With sampai pukul 11.15 With siang.
"Selain memiliki keunikan lingga batu menyerupai Ganesha di Pelinggih Utama, keunikan Lainnya adalah Pura Merajapati Banjar Adat Bongan Pala dibangun pada tahun 1972, dilakukan renovasi pada tahun 2002 dan setelah 50 tahun digelar Ngenteg Linggih pada tahun 2022," bisik salah satu tokoh masyarakat Bongan Pala. (Md/Btnc)
Komentar