Gubernur Ajak Pasemetonan Bersatu dan Bersama-sama Membangun Bali

  • 02 Januari 2019
  • 11:17 WITA
  • News

Gubernur Bali (tengah) bersama Bupati Karangasem (kiri) dan Mantan Bupati Badung saat acara di Pura Dalem Agung KAwitan Shri Khresan Kepakisan, Klungkung

BALITOPNEWS.COM, KLUNGKUNG - Gubernur Bali, Dr. Ir. I Wayan Koster MM., mengajak seluruh Pasemetonan yang ada di Bali untuk bersama-sama membangun Bali. Hal itu dikatakan Gubernur saat memberikan Dharma Wacana pada Karya Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Mapedudusan Agung tawur Balik Sumpah Utama di Pura Dalem Agung Kawitan Shri Nararya Khresan Kepakisan, di Banjar Dukuh Nyuh Aya, Desa Gelgel Klungkung, Rabu (2/1).

Gubernur berharap dengan keberadaan pasemetonan di Bali tidak terpecah, namun sebaliknya bersama-sama bersinergi dengan semangat gotong royong ikut berpartisipasi dalam pembangunan Bali.

Di Bali sendiri ada sekitar 18 Pasemetonan yang salah satunya adalah Pasemetonan Shri Nararya Khresna.

“Saya harap semua tidak hanya berpikir dari segi internal semata, namun lebih dari itu harus mampu bekerja sama demi Bali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yaitu membangun Bali beserta isinya,” ucap Gubernur.

Gubernur juga mengakui sangat bangga dengan semangat pasemetonan yang mulai tumbuh akhir-akhir ini. Karena ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur serta upaya untuk melestarikan budaya dan adat Bali.

“Selain itu semangat pasemetonan merupakan cara untuk melanjutkan cita-cita leluhur, ngaturang ayah buat pasemetonan serta tanggung jawab untuk leluhur,” imbuhnya.

Turut hadir pula dalam acara tersebut Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirtha serta Penglingsir Puri Mengwi AA Gede Agung. Gubernur juga berharap melalui pasemetonan ini bisa melestarikan adat, tradisi dan budaya Bali, karena hal tersebut berawal dari kita masyarakat Bali.

Sementara itu, Ketua Panitia I Wayan Legawa mengatakan upacara ini serangkaian Karya Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Mapedudusan Agung, tawur Balik Sumpah Agung di Dalem Agung Pura Kawitan Pratisentanan Shri Nararya Kresna Kepakisan, yang puncaknya pada Saniscara Kliwon Kuningan, 5 Januari 2019.

Upacara tawur balik sumpah agung dipuput Ida Pedanda Griya Singarata, Ida Pedanda Wayahan Buhda Wayahan Dharma, dan Ida Rsi Griya Angkling. Sedangkan untuk mendem Pedagingan dipuput Ida Pedanda Kekeran Blahbatuh.

Upacara tawur balik sumpah bertujuan untuk meningkatkan dan memuliakan segala isi alam dari unsur-unsur negatif agar menjadi positif, sehingga terjadi keseimbangan ekosistem. Dengan seimbangnya ekosistem itu, maka pratisentana Ida Bhatara Kawitan akan memperoleh kehidupan yang bahagia lahir batin.

Setelah usai upacara tawur balik sumpah, selanjutnya dilakukan upacara mendem pedagingan. Upacara ini bertujuan memfungsikan dan menghidupkan kembali bangunan atau pelinggih-pelinggih yang usai dilakukan pemugaran. Upacara ini sebagai simbol singgasana Hyang Widhi atau Ida Bhatara Kawitan yang distanakan.

Dalam upacara Tawur Balik Sumpah Agung dan Mendem Pedagingan juga dipentaskan sejumlah tarian sakral diantaranya, wayang lemah, Topeng, rejang dewa, baris gede, dengan iringan gong tegak. (*/NAI)


TAGS :

Komentar