Gubernur Koster Pesan ke BPS Tidak Memasukan Canang dan Daksina Sebagai Faktor Inflasi
Rabu, 09 April 2025

DENPASAR, Balitopnews.com - Pemerintah Provinsi Bali menjadi yang terbaik se Indonesia dalam penyelenggaraan Statistik Sektoral.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyatakan bangga dengan kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster atas pencapaian ini.
"Kami merasa bangga memiliki Gubernur Bali, karena Bapak Wayan Koster paling akurat menggunakan data untuk dijadikan acuan dalam merancang program pembangunan di Bali," ujar Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan Selasa (Anggara Kliwon, Julungwangi) 8 April 2025 di Jayasabha, Denpasar.
Gede Hendrayana menyampaikan hal ini dihadapan Gubernur Wayan Koster ketika memperkenalkan diri dan silaturahmi sebagai Kepala BPS Bali yang baru menggantikan Endang Retno Sri Subiyandani.
Ia meminta arahan dan masukan dari Gubernur Bali yang terkenal sebagai dosen Kalkulus I, II , II dan IV, Ilmu Statistik hingga Metode Riset di Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Negeri Jakarta, dan STIE Perbanas.
Agus Gede Hendrayana Hermawan melaporkan, dirinya mendapat tugas baru dari Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti sebagai Kepala BPS Provinsi Bali. Program yang terdekat akan dijalankannya di Bali yakni Sensus Ekonomi.
Karena itulah, pria asal Desa Gobleg, Buleleng ini memohon doa restu sekaligus tuntunan kepada Gubernur Bali dalam menjalankan program statistik di Pulau Dewata.
Gubernur Bali, Wayan Koster mengucapkan selamat bertugas kepada Kepala BPS Provinsi Bali yang baru dilantik.
Dalam pertemuan itu, Gubernur Koster mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpinnya selalu menggunakan data nasional di BPS sebagai acuan di dalam merancang program pembangunan. Karena itu, Koster berpesan agar BPS lebih detail dan spesifik menyajikan data yang berkaitan dengan Bali.
Untuk Sensus Ekonomi, Koster berpesan agar BPS tidak memasukan prasarana upakara di Bali seperti canang dan daksina sebagai faktor inflasi, karena hal itu bagian dari unsur 'Niskala', kalau bahannya seperti busung/janur, bunga, pisang bisa dijadikan faktor inflasi.
"Jadi perlu dilakukan kajian lebih dalam tentang ekonomi Bali, karena saat ini Bali sedang melakukan transformasi ekonomi melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali yang didalamnya ada sektor pertanian organik, kelautan dan perikanan, Industri Kecil Menengah (IKM) hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," ujar Gubernur, Wayan Koster.
Gubernur Bali jebolan ITB ini mengungkapkan Pemerintah Provinsi Bali sedang mempersiapkan program Sensus Kebudayaan Bali dengan lokasi di Desa Adat.
Sensus ini bertujuan untuk perlindungan kebudayaan Bali, karena Bali ini dikenal akan kekayaan dan keunikan budaya-nya yang beragam. Semua kebudayaan itu ada di Desa Adat.
"Nanti kita rancang, apakah BPS Provinsi Bali jadi penyelenggara Sensus ini dengan kerjasama, atau bagaimana nanti mekanisme, yang jelas data kebudayaan yang ada di Desa Adat ini harus detail kita miliki sebagai aset," kata Wayan Koster.
Ia juga menegaskan dalam Sensus Kebudayaan Bali ini juga akan ada Sensus jumlah penduduk krama Bali, untuk mengetahui secara spesifik jumlah dan pendidikan dari anak pertama (Wayan, Putu, dan Gede, red), anak kedua (Made, Nengah, dan Kadek atau Kade, red), anak ketiga (Komang, red), dan anak keempat (Ketut, red).(Rls/Btnc)
Komentar